Cap Go Meh di Singkawang Sepi Tanpa Pawai Liong dan Tatung

Cap Go Meh di Singkawang Sepi Tanpa Pawai Liong dan Tatung
Suasana jalan di pusat kota Singakwang, saat malam perayaan Cap Go Meh. Foto: Djainab Natalia Saroh/JPNN.com

jpnn.com, SINGKAWANG - Puncak perayaan Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh dirayakan secara sederhana oleh warga Tionghoa di Singkawang, Kalimantan Barat.

Salah satu pria kelahiran Singkawang, Ponky Majaya mengatakan perayaan Cap Go Meh biasanya sangat ramai sebelum pandemi Covid-19.

"Jalanan pasti penuh sesak karena ada iring-iringan pawai, tetapi tahun ini sepi karena ada larangan dari pemerintah," kata Pongky, di Singkawang, Selasa (15/2).

Pengusaha maskapai penerbangan perintis ini mengaku selalu membawa teman-temannya untuk merayakan Cap Go Meh. Dia ingin mengenalkan budaya tanah kelahirannya.

"Tahun ini enggak bawa teman-teman karena memang tidak ada acara di sini. Biasanya sampai enggak kebagian hotel," tuturnya.

Menurut bos Smart Aviation ini, perayaan Cap Go Meh di Singkawang sudah terkenal di seluruh dunia karena unik. 

Beragam atraksi mulai pawai lampion dan barongsai, ada juga arak-arakan Tatung dari kelenteng ke kelenteng.

"Yang paling menarik itu tradisi tatung, karena ada yang ditusuk pakai kawat, batangan besi, hingga gunting. Namun, tidak mengeluarkan darah," ujarnya.

Puncak perayaan Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh di Singkawang, dirayakan secara sederhana tanpa arak-arakan liong dan atraksi tatung.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News