Cara Danone Cegah Dampak Buruk Hoaks di Kalangan Karyawan

Cara Danone Cegah Dampak Buruk Hoaks di Kalangan Karyawan
Danone Indonesia mengedukasi karyawan di seluruh Indonesia dalam sesi Tangkas dan Cerdas Menumpas Hoaks. Foto: Dok Danone Indonesia

“Maka dari itu, literasi digital seperti yang diselenggarakan Danone Indonesia ini memang sangat dibutuhkan untuk mengimbangi laju informasi tersebut,” ungkapnya.

Secara garis besar, terdapat tiga jenis hoaks yang sering terjadi. Yang pertama adalah disinformasi, yaitu informasi yang tidak benar atau tidak akurat, namun orang yang menyebarkannya meyakini informasi tersebut sahih dan dapat dipercaya).

Kedua adalah disinformasi, di mana informasi tidak benar yang sengaja dibuat/direkayasa untuk membohongi masyarakat). Terakhir adalah malinformasi, yang berarti informasi yang benar, namun tujuan penyebarannya adalah untuk merugikan pihak lain.

Pada umumnya, hoaks banyak beredar luas melalui media sosial karena jarang terjadi pengecekan sumber fakta sebelum dibagikan antara satu pengguna ke pengguna lain. Perlu dilihat juga bahwa ciri-ciri hoaks adalah sumber berita yang tidak jelas, membangkitkan emosi, meminta agar disebarkan, dan artikel yang tidak menyebutkan fakta.

Baca Juga: Linda Novita Sari Dibunuh Lalu Digantung, Rio Prasetya Terancam Hukuman Mati

“Di Indonesia perlu berhati-hati karena berdasarkan data Mafindo, tiga topik utama yang banyak di media sosial adalah terkait kesehatan, politik dan kriminalitas. Hoaks bisa tergolong jenis satire atau parodi, konten menyesatkan, konten tiruan, konten palsu, konten dengan koneksi yang salah, konten yang salah, maupun konten yang dimanipulasi,” terang Dewi Sari, Direktur Operasional Mafindo.(dkk/jpnn)

Laju perkembangan teknologi komunikasi yang terjadi saat ini berjalan beriringan dengan meningkatnya potensi timbulnya hoaks.


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News