Cara Kementan Dorong Petani Tanam Kedelai, Simak!

Cara Kementan Dorong Petani Tanam Kedelai, Simak!
Kementan mendorong petani kedelai untuk kembali menanam di sentra produksi kedelai. Foto: Humas Kementan

Sunanto mengakui di Grobogan pernah menghasilkan kedelai per hektar 3 ton.

"Keunggulan lainnya, kadar protein kedelai Grobogan tinggi, mencapai 43 persen. Selain itu, umur penanaman pendek, hanya 85 hari," kata dia.

"Saat panen, daunnya sudah rontok sehingga memudahkan pemanenan sehingga polong kering," sambungnya.

Sebagian besar hasil panen kedelai Grobogan digunakan sebagai benih, sisanya diserap oleh DIY dan Jawa Barat (Sumedang) yang selama ini menggunakan kedelai Grobogan sebagai sumber olahan pangan.

Keuntungan menanam kedelai, menurut Sunanto tidak lebih rendah dibandingkan menanam padi atau jagung.

Hasil analisis usaha yang dilakukan Dinas Pertanian Grobogan menunjukkan bahwa jika dihitung harian, pendapatan petani kedelai adalah Rp 152 ribu per hari dengan input usaha tani per hektar hanya Rp 5 juta.

Sementara itu, padi per hari kurang lebih Rp 143.500 dan jagung Rp 127 ribu per hari dengan input usaha tani masing-masing sebesar Rp 15 juta per hektar.

"Jagung itu butuh 110 hari, kalau padi sekitar 115 hari dan kedelai hanya 85 hari. Sehingga kalau pendapatan dibagi waktu tanam, maka sebenarnya kedelai paling menguntungkan," imbuhnya.

Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong agar para petani fokus meningkatkan kedelai untuk menjamin ketersediaan utama kebutuhan konsumsi rumah tangga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News