Cara Mongolia Menghormati Tamu Negara
Sabtu, 08 September 2012 – 18:18 WIB

Penulis berpose di depan istana kepresidenan Mongolia yang dijaga pasukan berkuda. Foto : Dokumen Probadi for JPNN
Presiden SBY dan Presiden Elbegdorj dalam sesi meeting mengatakan bahwa demokrasi yang berkembang di Indonesia dan Mongolia merupakan prestasi rakyat dari kedua negara. Secara khusus Presiden SBY memuji pertumbuhan ekonomi Mongolia yang fantastis itu seraya meyakinkan bahwa demokrasi bukanlah problem atau halangan dalam pembangunan ekonomi.
“Mongolia adalah contoh nyata bagaimana konsolidasi demokrasi berhasil membawa hasil positif bagi kesejahteraan masyarakatnya,” kata SBY.
Jengis Khan kini sudah menjadi legenda. Namun rakyat Mongol tampaknya tak rela hanya menyaksikan kebesaran sang pahlawan dari sejarah. Mereka seperti ingin bangkit dan membuktikan kepada dunia bahwa Mongolian juga bisa melakukan karya besar di era modern.
Malam sebelum Presiden SBY bertolak dari Ulan Batar ke Vladivostok, Russia untuk mengikuti KTT APEC, Presiden Elbegdorj memberikan cendera mata berupa patung Jhengis Khan yang tengah berkuda. Biasanya hadiah semacam ini cukup “diselesaikan secara adat” antar protokol kedua negara.
Mongolia bukanlah negara sembarangan. Sekitar abad XII hingga XIV, Jengis Khan “menguasai dunia” dan menancapkan bendera Mongolian Imperium
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu