Catatan Jenderal Tito tentang Ramlan Si Perampok Sadis

Catatan Jenderal Tito tentang Ramlan Si Perampok Sadis
Kapolri Jenderal Tito Karnavian (tengah) di sela jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (28/12). Foto: Ricardo/JPNN.com

Menurut Tito, karena wajah Ramlan di dunia hitam sudah tidak asing, maka polisi pun mudah mengenalinya. "Karena pemain lama, kan di kalangan dunia hitam dia terkenal," katanya.

Setelah melihat wajah pelaku, polisi pun mulai menggerakkan jaringan informasi yang ada. Informan-informan "disounding" untuk mendapatkan informasi akurat.

Setelah mendapatkan informasi, keberadaan Ramlan pun diburu. Namun, Ramlan melawan dan tewas setelah kehabisan darah akibat tertembak. "Dua lagi masih dikejar," tegas Tito.

Informasi yang dihimpun dua pelaku lain diduga berinisial YP dan S. Lebih lanjut Tito mengatakan, sejauh ini motif perbuatan kelompok Ramlan adalah perampokan. Namun, Tito menegaskan, untuk pendalaman motif masih bisa digali dari Erwin dan dua pelaku lain jika berhasil ditangkap nanti.

"Semoga ditangkap, nanti akan lebih tajam lagi motifnya ke mana," jelas mantan Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri itu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Ramlan sebelumnya pernah terlibat sejumlah kasus. Antara lain di Tegal, Jawa Tengah, di Banjarsari, Surakarta, Jateng September 2010. Bahkan, Ramlan diduga beraksi di Cirebon, Jawa Barat, 2007. Pada 2015, Ramlan juga diduga pernah terlibat perampokan di Depok, Jabar.

 


JPNN.com - Kiprah perampok spesialis perumahan elite nan sadis, Ramlan Butarbutar alias Polkas, alias Kapten, berakhir, Rabu (28/12).


Redaktur : Boy
Reporter : Boy, Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News