Catatan Ketua MPR RI: Jangan Langgar Prokes Demi Ego Kelompok

Oleh: Bambang Soesatyo

Catatan Ketua MPR RI: Jangan Langgar Prokes Demi Ego Kelompok
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan pentingnya penerapan prokes untuk memutus penularan Covid-19 di tanah air. Foto: Humas MPR RI

Kalau para pengunjuk rasa menolak PPKM, idealnya mereka menyiapkan dan menyodorkan rekomendasi tentang strategi lain yang efektif untuk menekan dan memutus rantai penularan Covid-19. Sayangnya, sejauh yang diketahui publik, mereka hanya menolak PPKM tetapi tidak memberi solusi. Bagi pihak lain yang antusias merekomendasikan kebijakan lockdown, seharusnya rekomendasi itu juga disertai kalkulasi dampak negatif atau ekses dari lockdown.

Memang nyata dan tak terbantahkan juga bahwa PPKM menyebabkan sebagian masyarakat merasa dirugikan, karena kegiatan produktif mereka harus dihentikan atau dikurangi. Namun, PPKM dan prokes di tengah krisis kesehatan sekarang harus diterapkan demi keselamatan semua orang dan semua keluarga.

Dan, demi keselamatan semua orang itulah ego kelompok, ego komunitas, ego sektoral atau ego oposisi untuk menolak PPKM dengan kegiatan unjuk rasa di ruang publik tidak bisa diterima. Silahkan bersikap dan bersuara menolak PPKM, tetapi penolakan itu tidak harus diwujudkan dalam bentuk kerumunan orang atau pengerahan massa.

Jutaan orang dan keluarga saat ini menderita karena kematian dan ancaman Covid-19. Mereka yang menderita lebih memerlukan empati dan pertolongan ala kadarnya. Mereka dan semua elemen masyarakat lainnya tidak ingin penderitaan saat ini dimanfaatkan sebagai sarana memperjuangkan ego kelompok dengan argumen basa-basi menolak PPKM.

Pada pekan pertama Agustus 2021, Satuan Tugas Penanganan Covid-19, melaporkan bahwa tingkat keterisian tempat tidur isolasi atau bed occupancy ratio (BOR) menurun. Ini menjadi indikator turunnya kasus positif Covid-19 di dalam negeri.

Penurunan BOR dan kasus aktif secara bersamaan terjadi di 14 provinsi, antara lain Lampung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat.

Dalam skala nasional, BOR per minggu sempat mencapai 77,07 persen pada 11 Juli 2021. Namun, pada pekan terakhir, BOR turun menjadi 61,95 persen. Kecenderungan itu sejalan dengan penurunan kasus aktif.

Saat meresmikan Rumah Sakit Modular Pertamina di Jakarta pada Jumat (06/08), Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa data resmi telah menunjukkan pandemi Covid-19 di Jawa dan di Bali mulai menunjukan kecenderungan menurun.
 
Keberhasilan menekan jumlah kasus di Jawa-Bali itu tak lepas dari keberanian pemerintah menerapkan kebijakan PPKM. Memang, PPKM itu kebijakan populis yang pastinya tidak populer untuk semua kalangan. Namun, kebijakan populis yang tidak poplar ini harus diambil demi keselamatan semua orang dan semua keluarga. (*/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan pentingnya penerapan prokes untuk memutus penularan Covid-19 di tanah air.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News