Catatan Penting Koalisi Perempuan Indonesia Tentang Pemilu 2019 dan Hari Kartini

Peran dan Kedudukan Perempuan Dalam Pemilu, Wujud Capaian Emansipasi

Catatan Penting Koalisi Perempuan Indonesia Tentang Pemilu 2019 dan Hari Kartini
Sekretaris Jenderal Koalisi Perempuan Indonesia, Dian Kartikasari. Foto: Ist for JPNN.com

Keempat, organisasi-organisasi perempuan aktif mendorong partisipasi perempuan sebagai pemilih untuk menggunakan hak pilihnya secara benar dan cerdas.

Kelima, perempuan juga aktif sebagai pemantau di TPS untuk memantau jalannya pemungutan dan penghitungan suara.

Menurut Dian, Pemilu 2019 merupakan Pemilu terbesar di dunia. Terbesar karena jumlah pemilih dalam negeri mencapai 190 juta lebih dan pemilih di luar negeri lebih dari 2 juta, di mana 51 persen di antaranya adalah perempuan dan dilaksanakan di lebih dari 813 ribu TPS.

Pemilu 2019 sekaligus merupakan Pemilu terumit sepanjang sejarah penyelenggaraan Pemilu di Indonesia. Pasalnya, pemilih harus mencoblos di 5 surat suara kecuali pemilih di DKI Jakarta, yaitu memilih calon anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, DPD RI dan calon Presiden-Wakil Presiden RI Periode 2019-2024.

Sebagai organisasi yang memiliki mandat melakukan Pemberdayaan Perempuan dan Penguatan Hak Politik Perempuan, menurut Dian, Koalisi Perempuan Indonesia menerapkan strategi untuk mewujudkan keterwakilan politik perempuan di parlemen dengan mendorong Kader Koalisi Perempuan untuk mengikuti seleksi sebagai komisioner badan penyelenggara pemilu dan panitia pelaksana pemilu. Selain itu, melakukan pelatihan bagi calon anggota legislatif (caleg) perempuan di 9 provinsi serta mendukung 210 Kader Koalisi Perempuan Indonesia menjadi caleg. Terakhir adalah membentuk tim pemenangan caleg perempuan.

Dorong Partisipasi Pemilih Cerdas

Untuk mendorong partisipasi perempuan sebagai pemilih cerdas, Koalisi Peremuan Indonesia melakukan pendidikan Politik bagi pemilih di 1.020 Desa/kelurahan. Selain itu, Koalisi bersama lembaga jejaring melakukan dialog dengan caleg perempuan dan simulasi pencoblosan.

Menurutnya, simulasi pencoblosan merupakan bagian dari pendidikan pemilih, bertujuan untuk memastikan kelompok perempuan, penyandang disabilitas, pemilih pemula, lansia, perempuan dalam kondisi hamil, pemilih yang mengalami hambatan keaksaraan memiliki gambaran yang lebih mendekati riil bagaimana proses pencoblosan kali ini.

Koalisi Perempuan Indonesia akan terus memantau penghitungan suara dan akan menunggu hasil akhir yang diumumkan KPU sebagai keputusan resmi, dalam hal ini terkait dengan jumlah anggota legislatif perempuan yang terpilih.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News