Cegah Serangan Jantung saat Olahraga, Begini Caranya
jpnn.com, JAKARTA - Secara umum olahraga baik untuk semua orang. Namun, olahraga ekstrem bisa berisiko terhadap kesehatan.
Latihan olahraga ekstrem dan perlombaan olahraga ketahanan (endurance) bisa mengakibatkan kerusakan dan gangguan irama jantung.
Terlebih jika orang tersebut memiliki faktor genetik gangguan jantung. Pencinta olahraga ekstrem biasanya latihan keras dan memaksa tubuh melewati batas ketahanan normal.
Misalnya lari marathon atau bersepada jarak jauh, terus menerus dalam kurun waktu singkat, dehidrasi, cedera dan kelelahan berlebihan.
Ketika dipaksa bekerja keras terus menerus, jantung akan mengalami perubahan bentuk, misalnya penebalan dinding jantung.
Tak hanya itu, pada beberapa orang akan memperberat terbentuknya jaringan parut jantung. Kelainan otot jantung ini salah satunya bermanifestasi sebagai gangguan irama yang bisa menggangu fungsi jantung.
Akibatnya, pencinta olahraga ini terancam resiko henti jantung mendadak atau mati mendadak. Oleh karena itu harus dilakukan deteksi dini.
“Bagi pencinta olahraga ekstrim, cek jantung anda dengan ekokardiografi secara rutin apabila ada riwayat keluarga meninggal mendadak dan apabila terdapat kelainan pada rekam jantung anda," ujar Dokter Jantung dan Pembuluh Darah Ario Soeryo dalam jumpa pers online yang diadakan Heartology Cardiovascular Center.
Latihan olahraga ekstrem dan perlombaan olahraga ketahanan (endurance) bisa mengakibatkan kerusakan dan gangguan irama jantung.
- Yuni Indriyati Bersyukur Bisa Dampingi Donny Kesuma di Saat Terakhir Bersama Anak-anak
- Donny Kesuma Dikabarkan Serangan Jantung, Sang Anak Ungkap Kondisi Terkini
- Rian Ditemukan Meninggal Tertunduk di Dalam Mobil Pick Up
- Peneliti Unair Temukan Terapi untuk Perbaiki Syaraf Pada Penderita Stroke
- Suka Duka Aldi Taher di 2023, Karier Lancar Hingga Ibu Terkena Serangan Stroke
- Premier League: Serangan Jantung Menghentikan Bournemouth Vs Luton Town