Cegah Stunting, Calon Pengantin Harus Siap Nikah dan Hamil

Cegah Stunting, Calon Pengantin Harus Siap Nikah dan Hamil
Stunting tidak hanya membawa dampak negatif pada hidup anak Indonesia, tetapi juga menyimpan bahaya besar bagi Indonesia. Ilustrasi anak: Ricardo/JPNN.com

“Tiga bulan sebelum menikah adalah waktu yang ideal mempersiapkan semuanya. Persiapan pernak-pernik pernikahan sampai urusan kesehatan seperti kesehatan sperma dan reproduksi calon ibu,” katanya.

BKKBN mengkampanyekan Empat ‘Terlalu’ (4T) dalam pencegahan stunting yaitu Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat, dan Terlalu banyak.

Terkait dengan hal ini calon pengantin diharapkan memiliki kesehatan lahir dan batin yang baik, paham informasi yang benar tentang kapan akan memiliki anak, termasuk jumlah anak dan jarak kelahirannya serta pola asuh yang tepat.

BKKBN dalam pemeriksaan kesehatan tidak akan mempersulit ataupun menggagalkan orang menikah.

Apabila ada yang tidak memenuhi syarat untuk hamil, maka BKKBN tidak melarang untuk menikah tetapi akan memberikan saran untuk tidak hamil dahulu sebelum kesehatannya memenuhi syarat.

Ketua Badan Pengurus Daerah Asosiasi Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera Gusti Kanjeng Ratu  mengatakan proses perkenalan di masa pranikah sangat penting untuk merumuskan rencana-rencana masa depan bagi calon pengantin.

Misalnya, membahas aspek finansial, pekerjaan suami atau istri, hingga target atau rencana memiliki anak. Tujuannya agar aspek ekonomi dapat menopang tumbuh kembang anak sejak bayi.

“Tipsnya, rencanakan dan pikirkan dengan matang sebelum menikah.  Rencanakan financial freedom. Dua-duanya (suami dan istri) harus memiliki uang simpanan masing-masing,” tutur dia.(chi/jpnn)

Pencegahan stunting harus menjadi perhatian seluruh masyarakat, khususnya calon pengantin, untuk menyongsong bonus demografi 2030.


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News