Cerita Jaksa Agung ST Burhanuddin di Balik Sosok Angker dan Dingin

Cerita Jaksa Agung ST Burhanuddin di Balik Sosok Angker dan Dingin
Jaksa Agung ST Burhanuddin. Foto: YouTube/Deddy Corbuzier

"Hanya untuk khas ajalah. Di antara keluarga cuma ada aku yang ada kumisnya. Yang lain enggak ada kumisnya," kata Jaksa Agung.

Pada podcast tersebut, Burhanuddin menceritakan hal-hal lain terutama terkait kehidupan pribadi dan perjalanannya menantang bahaya menjadi aparat penegak hukum.

Ceritanya dimulai dari konflik batin menerima sogokan, mendapat ancaman, hingga komitmennya.

Tak hanya itu, Burhanuddin juga mengaku pernah diancam kelompok separatis Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Pesan singkat berisi ancaman dia terima saat baru tiba di Aceh untuk bertugas. Isinya ancaman agar meinggalkan Aceh dalam waktu 2x24 jam.

Atas adanya ancaman itu, Burhanuddin pun melapor ke Kejaksaan Tinggi Aceh. Dia juga mengganti kartu tanda penduduknya dengan KTP Merah Putih.

"Saya lapor kepada Kepala Kejaksaan Tinggi pada waktu itu orang Aceh, Pak Teuku. Saya bilang 'Pak, ini ada begini'. Kejati waktu itu 'terus gimana?', pantang untuk surut saya bilang," beber Burhanuddin.

"Tetapi tetap saja saya sebagai manusia punya perasaan sih pasti, saya minta KTP-nya diganti jadi KTP merah putih karena dari Jawa, di sana kan tetap saja seram," lanjutnya.

Lanjut Burhanuddin menceritakan bahwa dia pernah menerima uang sogokan dalam suatu kasus yang ditanganinya. Kejadiannya saat Burhanuddin menjadi jaksa baru.

Jaksa Agung ST Burhanuddin bercerita tentang kesan angker dan dingin di balik kumis tebalnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News