Cerita Kejamnya Ibu Tiri, 9 Tahun Disiksa Sampai Disetrika

Cerita Kejamnya Ibu Tiri, 9 Tahun Disiksa Sampai Disetrika
Maria (kanan) didampingi kerabatnya, memperlihatkan luka di sekujur tubuhnya, akibat penyiksaan yang dilakukan ibu tirinya. Ia mengaku, penyiksaan terhadap dirinya sudah terjadi sejak sembilan tahun lalu. Foto: Rano K Hutasoit/Metro Siantar/JPNN.com

“Ibu meninggal tahun 1991. Ibu meninggal setelah melahirkan adik bungsuku. Waktu itu aku masih berumur empat tahun,” ungkapnya lirih sambil meteskan air mata mengenang kepergian ibunya.

Beberapa bulan setelah ibunya meninggal, kata Maria, ayahnya yang merupakan Guru PNS di STM 3 Sibolga menikah dengan Setiana Br Siahaan. Mereka pun hidup serumah di Sibolga, dan penganiayaan pun dimulai.

“Awalnya, aku dipukul karena bertengkar dengan adik kandungku. Bahkan tidak segan ibu tiriku menendang dan menganiaya bahkan melukai,” jelasnya.

Penganiayaan semakin sering dialami Maria setelah kelahiran adik tirinya. Sekitar tahun 2007, dia bahkan disetrika. “Aku pernah disetrika ibu tiriku. Masalah itu sempat diketahui keluarga hingga membuat ibu tiriku pergi dari rumah,” jelasnya.

Tahun 2011, Maria diminta ayah dan ibu tirinya ikut tinggal di Medan. Agar mau, dia diiming-imingi akan dibelikan ponsel. Karena yakin ibu tirinya telah berubah, keluarga yang sempat melarang akhirnya mengijinkan Maria tinggal di Medan.

“Selama tinggal di Medan, ayah pulang dari Sibolga sekali seminggu atau sekali dua minggu untuk memberi uang belanja. Saat ayah tidak ada, ibu kembali menganiayaku lagi. Aku sering diikat dan ditendang,” imbuh Maria.

Atas tindakan itu lah, pihak keluarga berencana mengadu ke Polisi. “Karena penganiayaannya terjadi di Medan, kami berencana melapor ke Poldasu,” ujar Tito, sepupu Maria. (rah/ras)


SIMALUNGUN – Cerita kejamnya ibu tiri ternyata tak sekadar dongeng. Itu berlaku bagi Maria Cristina Natalia Panjaitan (28). Selama 9 tahun


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News