Cerita Kolonel Nalendra, Anggota Tim Dokter Ahli Presiden Jokowi

Jaga Kesehatan Presiden Sama dengan Jaga Negara

Cerita Kolonel Nalendra, Anggota Tim Dokter Ahli Presiden Jokowi
Cerita Kolonel Nalendra, Anggota Tim Dokter Ahli Presiden Jokowi

Selain itu, dia memeriksa makanan sang presiden. Mulai bahan mentah, proses memasak, hingga penyajian. Minuman juga dicek. ”Takut ada bahan beracun. Misalnya, arsenik atau formalin. Kalau tidak layak, tidak boleh dikonsumsi,” ucap ayah Didi Iswara Wardhana dan Dyaifa Iswara Wardhani tersebut.

Selama ini kesehatan Jokowi tidak banyak bermasalah. Kalaupun ada, hanya sakit pegal karena padatnya jadwal kunjungan. ”Alhamdulillah, masyarakat kita ini paling senang bertemu dengan presiden. Jarang ada pemimpin yang mau ke daerah terpencil. Makanya, mulai dari tempat helikopter mendarat sampai lokasi, yang nyalamin Bapak (Jokowi) banyak. Tangannya sampai tergores karena ditarik-tarik. Yang kasihan Paspampres,” ujarnya, lantas tertawa.

Nalendra menambahkan, sebagai dokter presiden, dirinya cukup dekat dengan Jokowi. Menurut dia, Jokowi adalah pribadi yang penuh pertimbangan. Dengan kondisi itu, terkadang keputusan yang dikeluarkan tidak bisa cepat.

Bagi sebagian orang, itu dianggap tidak tegas. Padahal, sikap tersebut diambil lantaran Jokowi tidak mau grusa-grusu. ”Jadi presiden itu beban besar. Pekerjaan yang tidak mudah. Kok orang semudah itu menghujat,” ucapnya.

Nalendra mencontohkan, seluruh dokter presiden pernah dikumpulkan. Ketika itu masalah cicak versus buaya sedang panas. Jokowi meminta didampingi para dokter di Istana Bogor. Ketika itu, Jokowi ’’bermeditasi’’ untuk mencari jalan keluar.

Menurut Nalendra, Jokowi selalu menunggu timing saat mengeluarkan keputusan. Contoh yang terbaru kasus penangkapan penyidik KPK Novel Baswedan oleh Bareskrim Polri. Dia menyebutkan, Jokowi tidak emosional. ”Beliau lebih suka di Bogor karena tenang. Keesokan harinya, beliau bisa mengambil keputusan masalah KPK dan polisi,” ucapnya.

Nalendra menambahkan, cita-citanya menjadi dokter bermula dari sang ayah yang bertugas di TNI-AL. Menurut dia, dokter adalah profesi yang dibutuhkan masyarakat. Setelah lulus dari Unair, Nalendra bertugas sebagai dokter pasukan di beberapa lokasi konflik. Misalnya, di Timor Timor (kini Timor Leste), Ambon, dan saat pembebasan sandera KM Sinar Kudus di Somalia. Termasuk sebagai dokter pasukan elite antiteror Denjaka TNI-AL. Dia juga terlihat dalam operasi penanggulangan bencana se-Indonesia. Nalendra mengabdi di RSAL dr Ramelan sejak 1998. Selama bertugas, dia dikenal sebagai dokter yang murah hati.

Tidak jarang dia mengoperasi pasien tidak mampu dengan gratis. Dia mencari dana dan bekerja sama dengan beberapa media untuk pembiayaan operasi. ”Urip itu urup. Harapan saya bisa bermanfaat untuk Nusantara. Itu saja,” tegasnya.

Bertugas memimpin negara menjadikan presiden dituntut memiliki kesehatan yang selalu prima. Tak terkecuali Presiden Jokowi saat ini. Salah seorang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News