Cila Meylina, Balita Dengan Air Mata Darah
Sehari, Keluarkan Darah sampai Satu Liter
Minggu, 03 Maret 2013 – 08:58 WIB
Untuk penyembuhan penyakit anaknya, Ika sampai mendatangi paranormal. Menurut seorang paranormal, Cila harus dipertemukan dengan ayah kandungnya. Maklum, dia sudah ditinggal kabur oleh ayahnya sejak usia 8 bulan dalam kandungan. Ayahnya yang berasal dari Brebes, kini entah di mana. Sesuai arahan paranormal, bila sudah bertemu ayah kandungnya, penyakit Cila bisa sembuh. Jika cara itu tidak mempan dan Cila tak juga kunjung sembuh, Ika disarankan mendatangi makam Embah Jaya Raksa di Kecamatan Jatitujuh. Semua itu kini belum dipenuhinya.
Tokoh masyarakat setempat, Hj Efi Agustin, salah satu warga yang menaruh perhatian lebih terhadap keluarga korban mengaku, pernah memberikan pisang ke Cila. Namun, saat itu pisang yang diberikan kepada Cila habis sebanyak lima buah dalam sekali makan. Tidak hanya itu, Cila juga meminta seduhan kopi pahit. “Untuk yang lainnya, nampak seperti biasa. Hanya ya seperti itu, setiap kali nangis, akan mengeluarkan darah,” papar dia.
Ia menyatakan, dirinya bersama Ika sempat mengumpulkan darah yang keluar saat Cila menangis. Hasilnya, dari sejumlah bagian tubuh Cila tersebut, terkumpul dua gelas kecil darah dalam satu kali tangisannya.
“Kenapa saya sebut darah, karena memang tekstur dan baunya sama persis dengan darah, dan mengental. Kalau air kan lebih encer. Namun, aromanya tidak seperti darah pada umumnya,” tandasnya.
Fenomena langka dialami Cila Meylina, balita berusia 21 bulan asal Desa Bojong Cideres, Dawuan, Majalengka. Sejak berusia tiga bulan, putri semata
BERITA TERKAIT
- Banjir Merendam Beberapa Wilayah di Jakarta Pagi Ini
- GBU Kirim Bantuan Kebutuhan Pokok untuk Warga Terdampak Banjir di Kubar
- Kebakaran di Asrama TNI AD Palembang, 12 Rumah Ludes
- 5 Imigran Rohigya Melarikan Diri dari Penampungan di Aceh Timur
- Mobil Rombongan Pengantar JCH Asal Bulukumba Kecelakaan di Gowa, 8 Orang Luka-Luka
- Dramatis, 6 Orang di Atap Mobil Terbawa Arus Banjir Ogan Komering Ulu