Cium Tangan Kedua Orang Tua Saat Pergi Kerja, Omzet Puluhan Juta per Bulan

Cium Tangan Kedua Orang Tua Saat Pergi Kerja, Omzet Puluhan Juta per Bulan
Abdul Gani di depan bengkel yang baru dua tahun ini didirikannya, kemarin (15/7). Foto: THEA/LOMBOK POST

"Karena saat itu, saya sebagai mahasiswa teknik mesin Unram. Saya berfikir untuk mencoba berwirausaha di jasa pengelasan. Kebetulan saat itu saya ada kenalan yang memiliki bengkel las,” ujarnya.

Singkat cerita, Gani bekerja sekaligus menimba ilmu pada salah satu pemilik bengkel las, saat tahun 2012. Semua berjalan lancar, sampai suatu ketika, ia diusir tanpa keterangan yang jelas.

“Saat itu, saya sedih sekali, sudah mendapatkan ilmu, eh malah diusir. Kecewa deh pokoknya, sembari berjalan, saya berdoa pada gusti Allah SWT, agar ketika di perjalanan ini saya akan temukan pekerjaan,” katanya.

Nah, saat dalam perjalanan itu ia melihat sebuah bengkel las yang berada di Jalan Pariwisata. Entah keberanian dari mana, ia langsung turun dari atas motornya untuk bertemu dengan sang pemilik.

“Saya lagsung masuk ke bengkel itu, Alhamdulillah pemiliknya, Amaq Ocon, menerima saya dengan tangan terbuka. Bahkan hari itu juga saya diberi pekerjaan di bagian pemasaran bengkelnya,” imbuhnya.

Dalam kurun waktu satu bulan, ia bisa mendapatkan banyak orderan. "Intinya satu, semua itu dijalani dengan ikhlas, dan jangan malu. Kuncinya sih, cium tangan kedua orang tua saat ingin kerja, maka Insyaallah tiada kesusahan yang akan kita hadapi,” tuturnya.

Setelah beberapa bulan bekerja di sana, Gani pun meminta izin untuk mendirikan sebuah bengkel miliknya sendiri.

Karena tidak memiliki basik pengalaman las, ia pun mencoba mencari teman-temanya di teknik mesin untuk bergabung menjadi mitranya di dalam begkel mini miliknya saat itu.

Suara bising terdengar dari salah satu bengkel berukuran sedang di jalan Ade Irma Suryani, Monjok Culik, Kota Mataram, NTB.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News