Cuaca Buruk, Inflasi Melonjak

UMP dan Listrik Belum Berpengaruh

Cuaca Buruk, Inflasi Melonjak
Cuaca Buruk, Inflasi Melonjak
Hipotesa bahwa cuaca buruk berbanding lurus dengan kenaikan inflasi didukung oleh fakta bahwa inflasi periode Januari sempat terjadi pada Januari 2008 yang sampai menembus angka 1,7 persen. Sebagaimana diketahui, cuaca buruk di beberapa wilayah terjadi dalam siklus 5 tahunan. Bahkan, pada Desember 2007 dan Januari 2008 cuaca buruk lebih parah dibanding periode Desember 2012 dan Januari 2013 lalu.

Dari sisi wilayah, Sibolga menjadi wilayah dengan tingkat inflasi tertinggi, yakni hingga 3,78 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Pontianak dengan angka 0,01 persen. Namun, ada pula beberapa wilayah yang justru mengalami deflasi, seperti Sorong dan Ternate.

Bagaimana kota-kota di Jawa? Data BPS menunjukkan, Purwokerto menjadi wilayah dengan inflasi tertinggi (1,63 persen), sedangkan Bogor menjadi kota dengan inflasi terendah (0,58 persen). Adapun Jakarta yang Januari lalu sempat dilanda banjir cukup parah mencatat inflasi 0,88 persen, masih lebih rendah dibanding inflasi di Surabaya yang mencapai 0,89 persen.

Direktur Statistik Harga BPS Yunita Rusanti menambahkan, tren pelemahan nilai tukar Rupiah juga menjadi salah satu penyebab inflasi. Dia menyebut, saat ini banyak bahan baku makanan seperti tepung terigu, jagung, dan kedelai yang harus diimpor. "Akibatnya, ketika Rupiah melemah, pengusaha harus membayar lebih mahal. Itu lantas dibebankan pada konsumen melalui kenaikan harga," ucapnya.

JAKARTA - Cuaca buruk yang melanda wilayah Indonesia pada Januari lalu membuat harga-harga barang merangkak naik. Akibatnya, inflasi pun melonjak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News