Cuaca Ekstrem Pengaruhi Inflasi

Cuaca Ekstrem Pengaruhi Inflasi
Cuaca Ekstrem Pengaruhi Inflasi
JAKARTA—Meski menegaskan tidak akan mengubah asumsi makro APBN 2011, namun pemerintah tetap sangat berhati-hati mewaspadai  fluktuasi inflasi di dalam negeri. Banyak faktor yang berpotensi mempengaruhi inflasi, seperti cuaca ekstrem yang melanda global dan juga terus melonjak naiknya harga minyak dunia.

Badan Pusat Stastik (BPS) mencatat pada Februari 2011, terjadi inflasi sebesar 0,13 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 126,46 persen. Dari 66 kota IHK, 40 kota mengalami inflasi dan 26 kota mengalami deflasi. Kenaikan harga barang dominan mempengaruhi inflasi. ‘’Inflasi 0,13 persen ini terjadi karena banyak hal. Cuaca ekstrem dan meningkatnya harga pangan serta minyak di luar negeri, memang harus tetap kita waspadai,’’ tegas Menteri Keuangan Agus Martowardojo pada wartawan di Jakarta, Jumat (4/3).

Agus mengatakan, penyebab utama terjadinya penekanan inflasi relatif masih sama. Yakni pada harga barang makanan jadi, perumahan, listrik dan kebutuhan pokok umumnya. Karena itulah, peran pemerintah mengatur agar inflasi tidak terlalu tinggi sangat penting.’Kita ingin kendalikan inflasi ada yang dibawah superdisi otoritas moneter dan pemerintah fiskal. Untuk itu kita perlu berupaya menjaga khususnya makanan. Karena tekanan dari harga pangan dunia dan juga faktor logistik dan transport berdampak di Indonesia,’’ kata Agus.

Dari inflasi 0,13 persen di Februari, kelompok bahan makanan memang menyumbang inflasi terbesar yakni mencapai 0,47 persen. Dilanjutkan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,40 persen.

JAKARTA—Meski menegaskan tidak akan mengubah asumsi makro APBN 2011, namun pemerintah tetap sangat berhati-hati mewaspadai  fluktuasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News