D-Day dan Kemenangan Taliban

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

D-Day dan Kemenangan Taliban
Pejuang Taliban menguasai istana kepresidenan Afghanistan setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu. Foto: Zabi Karimi/ AP - Aljazeera

Organisasi KGB ala Uni Soviet itu bernama KHAD, yang meneror, mengintimidasi, dan membunuh siapa saja yang berpotensi melawan kekuasaan. Namun, sejarah dunia sudah membuktikan bahwa kekuasaan yang didasarkan pada teror dan kekerasan kepada rakyat tidak akan bisa bertahan. Bahkan eksistensi Uni Soviet di dalam negeri sendiri tidak bisa bertahan, meski ditopang oleh mesin KGB.

Uni Soviet baru menyadari sepuluh tahun kemudian bahwa Afghanistan adalah medan yang tidak bisa ditaklukkan.

Soviet, yang mulai keropos dari dalam, mulai kelelahan menghadapi gerilya yang gigih dari pasukan Mujahidin Afghanistan yang disokong oleh CIA (Dinas Rahasia Amerika) dengan memasok senjata dan uang.

Soviet menarik mundur seluruh pasukannya dari Afghanistan pada 1988, membiarkan rezim boneka Babrak Karmal sendirian menghadapi para petarung tangguh Afghanistan.

Rezim Uni Soviet runtuh pada 1990 bersamaan dengan rontoknya rezim-rezim komunis di Eropa Timur.

Rezim komunis boneka di Afghanistan tidak bisa bertahan lama. Pada 1996 pasukan Taliban menyerbu Kabul, menangkap Babrak Karmal, menyeretnya dengan jip memutari istana kepresidenan, dan kemudian mengeksekusinya.

Jenazah Babrak Karmal digantung di tiang lampu merah di Kabul selama beberapa hari bersama adik kandung dan sekaligus pengawal pribadinya. Sebatang rokok yang tidak tersulut diselipkan di jari jenazah Karmal, untuk menjadi pengingat bahwa mantan penguasa ini bergelimang barang haram.

Uni Soviet sebagai empire besar modern pasca-Perang Dunia merasakan beratnya medan Afghanistan dan memilih mundur. Uni Soviet sudah merasakan bahwa Afghanistan adalah kuburan bagi kekuatan militer besar dunia.

Perhatian masyarakat internasional sekarang tertuju kepada Taliban, rezim yang punya rekam jejak negatif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News