Darmin Cemas Gara-Gara Beras
Jumat, 10 Mei 2013 – 06:00 WIB

Darmin Cemas Gara-Gara Beras
BAGI sebagian besar masyarakat Indonesia, makan identik dengan nasi. Karena itu, meski sudah mengonsumsi roti atau ubi, mereka tetap merasa belum makan. Tingginya tingkat konsumsi nasi atau beras tersebut, rupanya, menjadi masalah tersendiri. Karena itu, Darmin yang pada 22 Mei nanti lengser dari kursi gubernur BI menyarankan masyarakat agar mengurangi budaya mengonsumsi nasi. Lalu, perlahan dikombinasi dengan jagung atau umbi-umbian. "Ini butuh peran dari pemerintah daerah karena BI kan tidak mengurusi budaya makan masyarakat," ucapnya sambil tersenyum.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan, tingkat konsumsi beras di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia. Bahkan, lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lain yang juga menjadikan beras sebagai makanan utama. "Gara-gara itu, inflasi kita tinggi, kalah dengan dengan negara-negara lain," ujarnya, Kamis (9/5).
Baca Juga:
Kok bisa? Menurut pria kelahiran Tapanuli, Sumatera Utara, 21 Desember 1948, tersebut, tingginya konsumsi beras menjadi masalah karena produksi beras Indonesia hanya pas-pasan, bahkan kurang. Dengan demikian, Indonesia harus mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan. "Akibatnya, kalau harga beras bergejolak, inflasi naik tinggi," ucapnya.
Baca Juga:
BAGI sebagian besar masyarakat Indonesia, makan identik dengan nasi. Karena itu, meski sudah mengonsumsi roti atau ubi, mereka tetap merasa belum
BERITA TERKAIT
- Bank Mantap Gandeng MUF Hadirkan Program Fasilitas Pembiayaan DP 0%
- Yuk Cicil Emas di Pegadaian, Dapatkan Diskon Hingga Jutaan
- Mau Jualan Frozen Food Agar Siap Edar? Simak 6 Tip Penting dari Ninja Xpress
- Fujifilm Meluncurkan Kamera Analog Instax Mini 41, Intip Fitur dan Harganya
- BigBox AI Meningkatkan Loyalitas Pelanggan lewat Layanan Purna Jual
- Bank Aladin Syariah & PP Muhammadiyah Perkuat Sinergi Lewat Edukasi Digital