Data Sementara, 2.300 Sekolah Hancur

Data Sementara, 2.300 Sekolah Hancur
Salah satu kawasan di Palu yang terdampak gempa. Foto: M. Kusdharmadi/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) belum bisa mendapatkan data sekolah yang rusak dan hancur akibat gempa disertai tsunami di Palu, Sigi, dan Donggala. Sulitnya akses ke tiga daerah tersebut menyulitkan pemerintah melakukan pendataan.

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad mengungkapkan, sampai saat ini pemerintah masih menghitung sekolah yang rusak maupun hancur pascagempa dan tsunami Palu. Dinas pendidikan provinsi baru normal 3-4 hari. Data awal diperkirakan 2.300 sekolah yang hancur.

"Ini Kabupaten Sigi tidak bisa dimasuki, karena banyak jalan yang putus, jembatan roboh, sehingga tidak bisa menjangkau daerah yang ingin kami kunjungi," ujar Hamid di Jakarta, Senin (8/10).

Akses ke daerah, lanjutnya, masih sulit, BBM masih susah sehingga tidak bisa serta merta mendata secara menyeluruh.

Hamid menyebutkan, pihaknya baru mendapatkan informasi beberapa guru dinyatakan meninggal. Ada beberapa yang masuk hari ini, itu pun jumlahnya kecil. Contohnya di SMPN 13 Palu mulai beraktivitas.

Minggu lalu masih search and rescue, masih terus mencari berapa anak yang kelihatan jasadnya meninggal, berapa yang mengungsi (eksodus) ke luar, termasuk guru-gurunya juga.

Dia membeberkan, harus mencari guru pengganti. Mungkin sarjana pendidikan yang baru lulus."Untuk mencari guru pengganti, semua upaya kami lakukan nanti. Ini kan baru sebagian guru yang melapor ke sekolah siap mengajar," tandasnya. (esy/jpnn)


Sulitnya akses ke tiga daerah terdampak gempa dan tsunami menyulitkan pemerintah melakukan pendataan jumlah sekolah rusak.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News