Defisit Dagang Bisa Tembus USD 5 Miliar

Sektor Migas Tekan Neraca

Defisit Dagang Bisa Tembus USD 5 Miliar
Defisit Dagang Bisa Tembus USD 5 Miliar

jpnn.com - JAKARTA - Defisit neraca perdagangan Indonesia diperkirakan semakin melebar. Melihat tren sepanjang semester pertama tahun ini, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan memperkirakan tekor perdagangan menembus setidaknya USD 5 miliar.

"Memang sangat berat tekanannya," kata Gita di Jakarta, Jumat (2/8). Hingga kuartal kedua tahun lalu, defisit perdagangan sudah menembus USD 3,3 miliar. Kinerja tersebut sangat buruk jika dibandingkan dengan triwulan kedua tahun lalu yang masih surplus USD 470,2 juta. Sedangkan sepanjang 2012, Indonesia mencatatkan defisit USD 1,63 miliar.

Gita mengatakan, neraca perdagangan Indonesia masih didominasi ketergantungan atas impor migas. Sektor tersebut selalu menekan neraca perdagangan ke zona defisit. Pada kuartal kedua, neraca perdagangan migas mengalami defisit USD 5,8 miliar. Sedangkan neraca perdagangan nonmigas masih surplus USD 2,5 miliar.

Selain tertekan impor migas, menurut Gita, kondisi perekonomian global masih mengalami kontraksi. Hal itu membuat transaksi perdagangan dunia belum kunjung pulih. Menurut Gita, tekanan neraca perdagangan tidak hanya dialami Indonesia, tapi juga negara-negara lain. Gita mencontohkan Brasil yang menderita defisit USD 3,1 miliar, Thailand USD 17,3 miliar, dan Hongkong USD 39,5 miliar.

Harga komoditas juga terus menurun. Secara volume memang naik 17 persen, namun nilainya turun 2,6 persen. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan ekspor, antara lain, lemak dan minyak nabati, karet dan barang dari karet, mesin-mesin dan pesawat mekanik, produk kimia, serta ikan dan udang.

Sementara itu, produk manufaktur yang meningkat adalah kapal laut naik 294,9 persen atau senilai USD 542,8 juta, produk alas kaki meningkat 9,9 persen atau USD 176,8 juta, dan pakaian jadi bertambah 3,9 persen atau USD 74,9 juta.

Nilai ekspor periode Januari-Juni 2013 mencapai USD 91,05 miliar. Sedangkan nilai impor Indonesia periode yang sama mencapai USD 94,36 miliar.

Beberapa negara penyumbang defisit terbesar, antara lain, Thailand USD 2,97 miliar, Tiongkok USD 4,33 miliar, Jepang USD 1,6 miliar, Korea Selatan USD 1,55 miliar, dan Australia USD 1,02 miliar. Sementara itu, beberapa negara penyumbang surplus terbesar, antara lain, India USD 4,66 miliar, Amerika Serikat USD 3,01 miliar, Belanda USD 1,52 miliar, dan Filipina USD 1,47 miliar. (uma/c7/sof)


JAKARTA - Defisit neraca perdagangan Indonesia diperkirakan semakin melebar. Melihat tren sepanjang semester pertama tahun ini, Menteri Perdagangan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News