Dekap Alquran saat Kecelakaan Maut, Dayat Selamat

Selain lebih murah dan praktis, kedua sopir mobil rombongan itu juga tetangga mereka.“Saya ikut supaya kompak,” katanya.
Memang, kehidupan anak rantau asal Panti di Bali selalu mengedepankan kekompakan. Dayat meski umurnya paling muda di antara teman-temannya, namun dia tidak pernah merasa di-bully.
Dayat bekerja dengan rekan-rekan seperantauan untuk membangun vila di Bali. Per hari, Dayat dibayar Rp 80 ribu. Di luar itu masih ada honor lembur.
Terakhir, Dayat dan rekan-rekannya membangun vila di daerah Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Namun, setelah kejadian tersebut, ayahanda Hidayat, Sunaryo, tidak akan mengizinkan anaknya merantau lagi sampai ke luar daerah.
“Sudah. Saya trauma. Biarkan nanti Dayat ngurus sawah saja di rumah,” kata Sunaryo.(rully efendi/c1/ras/har/jawapos.com)
Kecelakaan maut di jalan raya kawasan Hutan Panginuman, Gilimanuk, Bali pada Sabtu malam lalu (17/6) menyisakan beragam kisah. Salah satunya adalah
Redaktur & Reporter : Antoni
- EIGER Dukung Penuh IFSC World Cup di Bali, Bukti Komitmen Kembangkan Panjat Tebing di RI
- Pesepeda Ontel Tewas Tertabrak Brio di Semarang
- Miroslaw Aleksandra Raih Medali Emas Piala Dunia Panjat Tebing 2025 di Bali
- Sopir Travel Kecelakaan Maut di Tol Cisumdawu Ditetapkan Jadi Tersangka
- Gerak Cepat, Telkomsel Pulihkan Layanan Jaringan Internet saat Listrik Mati di Bali
- Mahasiswa Asal Inhu Tewas Kecelakaan Tunggal di Pekanbaru, Motor Hilang