Dekati Akhir Tahun, Neraca Dagang Catat Surplus Tertinggi

Peningkatan nilai ekspor didukung perbaikan negara mitra dagang utama RI. Terutama Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Tiongkok.
Peningkatan tersebut juga dipicu kenaikan harga komoditas. Terutama minyak, batu bara, logam, dan nikel.
Sementara itu, impor pada Oktober didukung peningkatan ekonomi domestik dan ekspor.
’’Kalau ekspor meningkat, impor juga meningkat. Hal itu terjadi karena barang yang diimpor diubah menjadi barang jadi yang kemudian diekspor. Misalnya, impor benang menjadi ekspor garmen,’’ katanya.
Di sisi lain, lanjut Juniman, peningkatan impor juga dipicu percepatan belanja pemerintah pada triwulan keempat.
Sebagaimana diketahui, penyerapan belanja paling tinggi biasanya terjadi pada kuartal IV.
Dengan peningkatan penyerapan anggaran, kebutuhan infrastruktur seperti baja juga meningkat. Musim kampanye di 100 pilkada juga menjadi pemicu inflasi sektor pangan.
’’Impor kebutuhan seperti kain spanduk dan sebagainya itu terlalu banyak. Kampanye juga terkendala masalah akomodasi dan makan. Karena itu, kebutuhan pangan meningkat. Impor pangan kan terlalu banyak,’’ ucap Juniman. (ken/c5/noe/jos/jpnn)
JAKARTA – Hingga September, neraca dagang Indonesia masih mencatatkan surplus USD 1,22 miliar. Surplus itu merupakan yang tertinggi sepanjang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bank Aladin Syariah & PP Muhammadiyah Perkuat Sinergi Lewat Edukasi Digital
- Bea Cukai Tanjung Priok Fasilitasi Ekspor 10 Ton Galvanize ke Amerika Serikat
- Gubernur Herman Deru Luncurkan Gebrak, Dukung Program Prabowo Bangun 3 Juta Rumah
- Herman Deru Realiasikan Pembagian Porsi Saham 10 % Pengelolaan Migas di Rimau
- Rutin Gelar Tes Narkoba, PKSS Menyatakan Seluruh Karyawan Bersih dari Zat Terlarang
- World Safety Day 2025: IWIP Perkuat Budaya K3 di Lingkungan Kerja