Delapan Kali Dipenjara, Susah Mendapat Kepercayaan Warga
Sebab, perpustakaan tersebut memang buka 24 jam. ’’Siapa pun dan jam berapa pun. Jika ingin membaca buku, silakan. Saya nggak akan melarang,’’ ucap Husin. Sebab, perpustakaan tersebut didirikan memang untuk warga sekitar, tidak terbatas usia.
Mau baca siang, boleh. Malam sembari menikmati malam di kuburan, juga tidak dilarang. ’’Asalkan, habis membaca dikembalikan ke tempatnya saja,’’ kata Husin.
Banyak yang tidak tahu bahwa mantan napi itu sudah punya beberapa penghargaan. Misalnya, penghargaan dari Save Our Street Child Surabaya dan Surabaya Sampoerna Foundation Scholarship. Itu semua diperoleh Husin lantaran kiprahnya membangun perpustakaan di tengah makam tersebut.
Kini Husin berharap semakin banyak orang yang peduli terhadap perpustakaan itu. Sebab, buku adalah aset ilmu yang berguna bagi masa depan. Ia masih bisa mengunjungi anak-anak di kemudian hari melalui lembar-lembar isinya. (Indiani Kusuma Wardhani/c5/dos)
DULU makam Rangkah dikenal punya citra yang sangat jelek. Selain menjadi areal seks bebas, berbagai tindak kriminal kerap terjadi di daerah itu.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor