Demi Dilayani Tiga Pria Tampan, Keluarkan Rp 133 Juta
Dalam hitungan menit, Nitta dan tiga male host Kabukicho itu sudah akrab.
Bagi pebisnis sukses seperti Nitta, kehadiran male host atau geisha (di awal kemunculannya, geisha adalah pria) adalah solusi.
"Pria-pria Jepang bukan tipe penyayang yang suka mengekspresikan perasaan mereka. Tapi, para host ini beda. Mereka selalu memperlakukan perempuan layaknya putri. Jadi, saya tidak peduli berapa biaya yang harus saya keluarkan asal mereka memanjakan saya," katanya.
Dalam satu bulan, perempuan 27 tahun asal Kota Nagoya, Prefektur Aichi, itu menghabiskan uang USD 10.000 atau sekitar Rp 133,7 juta untuk "membeli" perasaan berbunga-bunga.
Ya. Tugas utama para male host itu bukanlah memberikan layanan bercinta.
Mereka dibayar untuk memberikan kenyamanan dan kebahagiaan bagi perempuan-perempuan sukses yang kesepian itu.
Menurut Sho Takami, salah seorang pemilik kelab malam di Kabukicho, para pelanggan di kelabnya selalu orang-orang yang haus perhatian.
Karena itu, pria yang dahulu juga berprofesi geisha tersebut mengajarkan kepada seluruh host di kelabnya untuk mudah memuji.
Banyak wanita karier dengan kantong tebal di Jepang. Mereka sibuk bekerja demi uang
- Hasil Semifinal Sudirman Cup 2025: China Mengerikan, Jepang Hancur
- Sudirman Cup 2025: Sempat Tertinggal 0-2, Jepang Mengalahkan Malaysia
- Orang Tertua di Jepang Meninggal Dunia, Sebegini Usianya
- Keren! Plywood dan Blockboard Asal Temanggung Rambah Pasar Jepang dan Korea Selatan
- Bupati Indramayu Lucky Hakim Beri Klarifikasi soal Perjalanan Kerja ke Jepang
- Wagub Jabar Kecewa Bupati Indramayu Lucky Hakim Tak Taat Aturan