Demo 4 November Bikin Investor tak Nyaman Berinvestasi

Demo 4 November Bikin Investor tak Nyaman Berinvestasi
Ilustrasi. Foto: JPNN

”Aksi demo pada bulan ini menambah risiko politik di dalam negeri yang membuat investor tidak nyaman berinvestasi,” terangnya.

Dalam catatan Bahana, ada dana sekitar Rp 10 triliun yang sudah keluar dari pasar obligasi (bond market) dan sekitar Rp 8 triliun keluar dari pasar saham (equity market) hanya dalam dua hari.

Akibatnya, rupiah terdepresiasi cukup tajam meski Bank Indonesia sudah mengintervensi pasar guna menstabilkan nilai tukar.

Menurut riset Bahana, kata Harry, depresiasi satu persen rupiah menyebabkan pertumbuhan pasar saham tergerus 0,9 persen.

Tak heran, saat rupiah melemah, indeks saham juga melorot.

Menyikapi situasi terakhir, Bahana merevisi ke bawah perkiraan level nilai tukar sampai akhir 2016 dari kisaran 12.800 per USD menjadi 13.200 per USD.

Sebagai efek lanjutan dari amnesti pajak, pada 2017 rupiah diperkirakan kembali stabil di kisaran Rp 12.800 per USD. Angka itu lebih rendah dibanding asumsi awal Rp 12.500 per USD.

”Pemerintah masih harus tetap waspada karena volatility masih akan membayangi pasar keuangan Indonesia. Sebab, pasar masih menanti susunan kabinet presiden terpilih dan kinerja Trump selama 100 hari pertama,” paparnya.

JAKARTA – Pelarian uang dari pasar modal (capital outflow) masih menghantui pasar saham dan obligasi dunia. Khusus di pasar saham Indonesia,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News