Demo Tak Kunjung Reda, Menlu Iran Beberkan Teori Konspirasi Terkait Intel Yahudi

Demo Tak Kunjung Reda, Menlu Iran Beberkan Teori Konspirasi Terkait Intel Yahudi
Belum selesai demo antipemerintah yang dipicu kematian Mahsa Amini, Republik Islam Iran kini menghadapi ancaman konflik sektarian klasik antara Suni versus Syiah. Foto: AFP

jpnn.com, TEHERAN - Pemerintah Iran meyakini demonstrasi dan kerusuhan yang terjadi selama dua bulan terakhir merupakan hasil dari operasi intelijen Israel dan negara-negara Barat.

Menteri Luar Negeri Iran pada Kamis (17/11) mengatakan bahwa dinas intelijen kedua pihak tersebut berniat memecah belah republik Islam agar terjadi perang saudara.

Sehari sebelumnya, tujuh orang tewas dalam serangan yang disebut media milik pemerintah sebagai serangan teroris di Kota Izeh.

"Beberapa dinas keamanan, Israel dan beberapa politisi Barat yang telah menyusun rencana agar terjadi perang saudara, penghancuran dan disintegrasi Iran," cuit Menteri Hossein Amirabdollahian di Twitter.

Dia menambahkan bahwa Iran tidak akan tertipu oleh rencana semacam itu.

"Kalian harus tahu bahwa Iran bukanlah Libya atau Sudan," cuit Hossein Amirabdollahian. 

Seperti diketahui, Iran dilanda aksi protes berskala nasional sejak pertengahan September.

Protes dipicu oleh kematian Mahsa Amini, 22 tahun, dalam tahanan polisi moral atas tuduhan melanggar aturan berpakaian untuk perempuan Iran. (reuters/dil/jpnn)

Menteri Luar Negeri Iran pada Kamis (17/11) mengatakan bahwa dinas intelijen Israel bersama sejumlah pihak telah menyusun skenario kehancuran Iran


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber Reuters

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News