Densus 88 Buru Guru Tiga Keluarga Teroris, Siapa Dia?

Densus 88 Buru Guru Tiga Keluarga Teroris, Siapa Dia?
Satuan Brimob Bulungan melaksanakan pelatihan dan simulasi khusus dalam penanganan terorisme. Foto: RACHMAD RHOMADHANI/RADAR KALTARA/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Dita Oepriarto merupakan pimpinan jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Surabaya. Jaringan ini hanya beranggota beberapa orang, namun pos-pos strategis terisi dengan baik. Mulai penggalangan dana, pembuatan bahan baku bom, hingga perakitan bom.

Karena itu, seragam bom di Surabaya pada Minggu dan Senin lalu berhasil dieksekusi dengan baik. Mengakibatkan 16 warga meninggal dunia. Juga menewaskan 14 teroris dan terduga teroris. Baik dalam serangan bom maupun penggerebekan yang dilakukan oleh polisi.

Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin menyebut keluarga Dita, Anton Febrianto, dan Tri Murtiono rutin bertemu setiap minggu dalam beberapa bulan terakhir. Dita adalah kepala keluarga yang melakukan penyerangan ke tiga gereja Minggu lalu.

Anton tewas karena bom yang disimpan di rumahnya meledak sendiri pada Minggu malam. Adapun Tri adalah kepala keluarga pengebom Mapolrestabes Surabaya. ”Pertemuan rutin, pengajian, di rumah Dita,” kata Machfud.

BACA JUGA: Cerita soal Bisikan dan Pelukan Dita Oeprianto ke Putranya

Pertemuan yang diselenggarakan tiga keluarga itu bersifat eksklusif. Tidak ada satu orang pun di luar tiga keluarga tersebut yang diperbolehkan ikut.

Mereka memiliki dua guru ngaji. Keduanya sedang diburu tim gabungan Densus 88 dan Ditreskrimum Polda Jatim. Diduga kuat, mereka juga termasuk pentolan JAD di Jatim. ”Anggota di lapangan. Doakan saja segera tertangkap,” ucap Machfud. (mir/edi/syn/c11/ang)

 


Tiga keluarga terduga teroris JAD (Jamaah Ansharut Daulah) yang terlibat aksi pengeboman di Surabaya rutin melakukan pertemuan.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News