Densus Fokus Pada Trio Maut

Sonata, Abu Tholut, dan Upik Lawanga

Densus Fokus Pada Trio Maut
Densus Fokus Pada Trio Maut
JAKARTA --Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri tak ingin memberi waktu bagi teroris untuk berkonsolidasi ulang. Setelah serangkaian penyergapan berdarah sepanjang pekan lalu, korps burung hantu itu kini fokus mengejar tiga orang kunci dalam jaringan teroris ini. Mereka adalah Abdullah Sonata, Imron Baihaqi alias Abu Tholut, dan Upik Lawanga.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Edward Aritonang menjelaskan, operasi antiteror tidak behenti meskipun beberapa tokohnya  tewas. Apalagi, dalam penggerebekan di sejumlah lokasi ditemukan dokumen-dokumen  penting tentang jaringan teroris. Misalnya, di rumah Heri Suranto di Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, yang digerebek Jumat (14/5).

"Dokumen itu sekarang sedang dikembangkan oleh penyidik di lapangan," kata Edward kemarin (17/5). Tapi, mantan juru bicara kasus Bom Bali 1 itu tak menjelaskan apa isi dokumen yang ditemukan di rumah Heri tersebut.  Menurut Edward, prinsip operasi antiteror tetap berdasar pada prinsip hak asasi manusia. "Tapi, kita ini berhadapan dengan kelompok yang khusus, yang tak mau menyerah secara gratis," katanya.

Dalam doktrin kelompok ini, menyerah tanpa perlawanan bisa dianggap sebagai tindakan yang memalukan. "Kalaupun aparat terpaksa melakukan tembakan atau tindakan melumpuhkan, itu karena benar-benar terpaksa dan tidak mau ambil risiko," kata Edward. Operasi Densus 88 sejak Maret lalu memang sudah memakan korban jiwa dari sisi aparat. Tiga orang personel Brimob tewas. Salah satunya Brigadir Satu Boas Waisiri, anggota Crisis Response Team Densus 88 yang tewas ditembak teroris di hutan Jalin Jantho, Aceh.

JAKARTA --Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri tak ingin memberi waktu bagi teroris untuk berkonsolidasi ulang. Setelah serangkaian penyergapan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News