Desa Bengkala di Buleleng, Kampung dengan Jumlah Warga Bisu-Tuli Terbanyak di Bali

Tak Bisa Dengar Musik, Gerakan Penari Andalkan Aba-Aba Tangan

Desa Bengkala di Buleleng, Kampung dengan Jumlah Warga Bisu-Tuli Terbanyak di Bali
Desa Bengkala di Buleleng, Kampung dengan Jumlah Warga Bisu-Tuli Terbanyak di Bali
Ikut dalam tim penelitian itu Prof I Nyoman Arhya, pakar biokimia dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali. Menurut Arhya, semula muncul dugaan bahwa kasus di Bengkala itu merupakan perwujudan dari sebuah sindrom yang disebabkan kekurangan yodium.

Tapi, belakangan diketahui bahwa dugaan itu tak sesuai. Sindrom yang disebabkan kekurangan yodium biasa disertai dengan gejala keterbelakangan mental. Itu sangat berbeda dengan yang dialami warga bisu-tuli di Bengkala. Mereka kebanyakan adalah orang-orang yang cekatan dalam bekerja. Bahkan, ada beberapa yang pintar menari.

"Jangan salah. Meski mereka memiliki kekurangan, mereka itu ulet dalam bekerja," jelas Arpana.

Orang-orang kolok di Bengkala kebanyakan adalah rajin bekerja. Bahkan, banyak di antara mereka yang bekerja di sawah, memelihara sapi, serta sejumlah pekerjaan lainnya.  Tidak hanya itu. Mereka, kata Arpana, juga memiliki kelompok kerja. "Di samping memiliki pekerjaan sendiri, mereka memiliki kelompok kerja yang mereka lakukan bersama. Kelompok kerja mereka ada yang mengoordinasi," sambungnya.

Semakin banyak saja jumlah warga yang bisu-tuli di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali. Data terakhir menyebutkan, jumlah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News