Detik-detik Terakhir Professor Australia Akhiri Hidupnya

Ketika ditanya apakah ada keraguan dalam mengakhiri hidupnya, dia menjawab, tidak sedikit pun ada keraguan.
"Saya merasa tidak ada keterlibatan orang lain (untuk memilih tindakan ini). Pilihan saya sendiri untuk mengakhiri hidup besok. Saya menantikannya," kata Prof Goodall.
"Saya senang mendapatkan kesempatan besok. Saya menghargai bantuan kalangan profesi medis di sini," ujarnya.
"Di usia seperti saya, atau kurang, orang ingin bisa bebas memilih kematian bila waktunya tepat," tambahnya.
Rindukan suasana pedesaan
Prof Goodall mengatakan tidak ada lagu tertentu yang dia pilih di saat menjalani proses euthanasia. Namun jika bisa memilih, dia menyebut Symphony ke-9 dari Beethoven akan cocok untuknya.
Dia lantas menyenandungkan melodi tersebut yang disambut tepuk tangan meriah dalam konferensi pers itu.
Ditanya merngenai hal yang paling dirindukannya, Prof Goodall mengaku merindukan suasana perjalanan ke wilayah pedesaan Australia.
"Saya ingin kembali ke wilayah favoritku, Kimberley," ujarnya mengenai kota pedalaman di Australia Barat.
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina