Di Balik DetEksi Basketball League dan Kehebohan Basket di Papua (3-Habis)
Di Kampung Basket, Babi Lewat Paksa Time Out
Minggu, 25 Januari 2009 – 07:59 WIB

Di Balik DetEksi Basketball League dan Kehebohan Basket di Papua (3-Habis)
Waktu itu pada 1966, saat dia masih berusia sekitar 19 tahun. Jhon Ibo mengaku jatuh cinta pada basket ketika masih SMA, di sebuah sekolah asrama di Jayapura. Di sana dia berteman dengan beberapa anak asal Filipina. Dari merekalah dia belajar bermain basket dan terinspirasi untuk mengembangkannya di kampung halaman.
"Lapangan pertamanya masih tanah. Tiang ring-nya dari pohon palem yang dipotong. Lingkar ring masih dari kawat," kenang Jhon Ibo.
Sekarang, seperti lapangan-lapangan lain di kampung-kampung basket Sentani, lapangan itu sudah terbuat dari beton. Waktu kami berkunjung, ada beberapa anak sedang asyik main basket di situ. Ada pula Ignatius Suebu, 34. Dia dulu murid basket Jhon Ibo, dan sekarang dialah pelatih basket di Hobong.
Di lapangan ini pula Jecklin Ibo kali pertama bermain basket. Dia dulu sekolah di SD yang terletak tepat di sebelah lapangan tersebut.
Sebelum datangnya DetEksi Basketball League (DBL), tanda-tanda heboh basket sudah ada di Papua. Kampung-kampung basket bertebaran di sekeliling Danau
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu