Di Era SBY, Pendidikan Karakter Sulit Dijalankan

Di Era SBY, Pendidikan Karakter Sulit Dijalankan
Siswa SD. Foto: Jawa Pos Group/dok.JPNN.com

Mantan Kepala SMAN 3 Jakarta itu menuturkan ada sejumlah persoalan yang harus diantisipasi dalam pelaksanakan pendidikan karakter di era Presiden Joko Widodo.

Diantaranya adalah pendidikan karakter di sekolah itu tidak bisa diteorikan atau didiktekan kepada siswa. Karakter harus dibangun melauli seluruh proses pembelajaran di sekolah.

’’Harus dibangung school culture. Mulai dari kepsek, guru, siswa, orangtua, bahkan masyarakat sekitar sekolah,’’ jelasnya.

Kemudian pendidikan karakter itu bukan dimulai dari siswanya. Jadi siswa itu bukan objek pertama yang dididik supaya berkarakter.

Tetapi guru dan orangtua yang harus dibangun karakternya lebih dahulu. Sebab menurutnya, 70 persen perilaku anak-anak itu hasil meniru orang dewasa.

Sebagus apapun metode pendidikan karakter, jika gurunya tidak meberikan contoh yang baik, percuma. ’’Di era pendidikan karakter ini, anak butuh teladan,’’ jelasnya.

Dia mencontohkan jika kepala sekolah menunjukkan sikap transparan, maka siswa yang jadi pengurus OSIS juga bakal mencontohnya.

Dia juga menuturkan pendidikan karakter itu berbeda dengan menjelaskan rumus matematika. Retno mengatakan pendidikan karakter anak itu melalui pembiasaan.

Meskipun sudah berjalan empat tahunan, pembelajaran berbasis karakter di K-13 di era Presiden SBY tidak mudah dijalankan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News