Di IPB, Ganjar Menilai Negara Lemah Hadapi Asing di Sektor Kelautan

Di IPB, Ganjar Menilai Negara Lemah Hadapi Asing di Sektor Kelautan
Capres di Pilpres 2024 Ganjar Pranowo berbicara di hadapan para akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam acara Food & Agriculture Summit III di IPB International Convention Center Bogor, Selasa (19/12). Foto: Tim GP

jpnn.com, BOGOR - Capres 2024 nomor urut tiga Ganjar Pranowo menyayangkan sektor maritim Indonesia belum dikelola dengan baik. Akibatnya kesejahteraan nelayan terancam karena kapal asing bebas menangkap ikan di laut Indonesia.

Hal itu disampaikan Ganjar di hadapan para akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam acara Food & Agriculture Summit III di IPB International Convention Center Bogor, Selasa (19/12). Hadir dalam acara itu, Rektor dan Wakil Rektor IPB, para guru besar, dosen, alumni serta civitas academica lainnya.

"Bicara soal maritim, laut dan perairan Indonesia itu sangat besar. Sayang, dari 77 persen laut dan perairan kita, kontribusinya untuk GDP negara baru 7,6 persen. Ini karena potensi itu belum dikelola maksimal dan kedaulatan laut kita belum bisa ditegakkan," kata Ganjar.

Menurut data, lanjut Ganjar, Indonesia sangat rentan terhadap ilegal, unreported, unregulated fishing (IUU). Indeks IUU Indonesia, lanjut dia, hanya berada di angka 6 dari 152 negara.

Karena itu, eks gubernur Jawa Tengah itu menegaskan kedaulatan laut menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dibereskan. Caranya, menyelesaikan sengketa perbatasan maritim dengan negara tetangga dan menegakkan aturan bagi nelayan asing.

"Kita butuh ketegasan soal ini. Sebab kalau tidak, potensi laut kita akan diambil alih oleh negara asing. Bayangkan ada berita nelayan asing ditangkap seusai 17 tahun mencuri ikan di laut Indonesia. 17 tahun, lho, itu waktu yang sangat lama," tegasnya.

Jika kedaulatan laut itu terwujud, Ganjar memastikan nelayan Indonesia akan sejahtera. Sebab seluruh potensi ekonomi biru yang ada, bisa dimanfaatkan sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat.

Bicara soal ikan tangkap, lanjut Ganjar, masih banyak spot penangkapan ikan yang belum digarap di Indonesia. Belum lagi sektor lain seperti budidaya ikan, rumput laut, pariwisata, sumber mineral dan lainnya.

Menurut data, kata Ganjar, Indonesia sangat rentan terhadap ilegal, unreported, unregulated fishing (IUU).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News