Di Penjara, Sesama Napi Teroris Bertengkar, Ogah Bertegur Sapa
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat terorisme Ridlwan Habib menyebutkan, paham radikal yang dibawa ISIS biasanya meminta para pengikut mereka untuk menolak demokrasi.
Dari situ, Ridwan mengaku tidak heran saat Zakiah Zaini atau ZA, terduga teroris yang menyerang polisi di Mabes Polri, menuliskan wasiat untuk meminta keluarga dari wanita 25 tahun itu menolak demokrasi.
"Kelompok ISIS itu meyakini harus ikut pada satu pemerintahan tunggal, yang sekarang dipimpin oleh Daulah Islamiyah," kata Ridlwan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (1/4).
Menurut pengamat asal Universitas Indonesia (UI) itu, paham ISIS mengajak semua umat Islam di seluruh dunia harus taat pada Daulah Islamiyah.
Dia mengatakan, pemahaman itu yang membuat ISIS bisa terlibat gesekan dengan kelompok teroris yang tidak mengakui Daulah Islamiyah.
Misalnya, ujar Ridlwan Habib, terjadi gesekan di penjara antara para narapidana (napi) kasus terorisme yang berbaiat kepada ISIS dengan kelompok teroris Jemaah Islamiyah atau JI.
Sebab, terpidana teroris kubu JI tidak setuju dengan paham ISIS.
"Nah, narapidana yang JI ini tidak mengakui ISIS. Di dalam penjara mereka bertengkar. Enggak mau salaman, enggak mau tegur sapa, enggak mau salat bareng, ini problem riil di dalam penjara," ujar dia.
Ridwan Habib mengatakan, sesama napi teroris di penjara tidak saling sapa dan bertengkar, simak ulasannya.
- Kapolda Sumsel Minta Mantan Narapidana Turut Jaga Keamanan dari Ancaman Terorisme
- Berantas Terorisme, BNPT Minta Masyarakat Menyaring Konten Radikalisme di Dunia Maya
- Kepala BNPT: Terorisme Kejahatan Kemanusiaan, Tidak Sesuai dengan Nilai Agama
- Prancis Siaga Maksimal Setelah 137 Orang Dibantai Teroris di Rusia
- Kutuk Serangan Teroris di Moscow, Kepala BNPT: Terorisme Ancaman Serius Terhadap Perdamaian Dunia
- 60 Orang Tewas dalam Serangan Teroris di Gedung Crocus Rusia