Di tengah Defisit Angggaran, Pemprov Riau Alokasikan Rp 10 M untuk Bangun Rumah Dinas

“Dalam situasi defisit anggaran yang mencapai Rp 2,2 triliun, seharusnya alokasi anggaran lebih diarahkan untuk kebutuhan yang langsung memberikan manfaat kepada rakyat, bukan untuk pembangunan fasilitas yang tidak terkait langsung dengan kebutuhan masyarakat,” ujar Taupik.
Ia menambahkan bahwa pemerintah harus lebih bijak dalam mengelola anggaran agar tidak terjadi pemborosan.
FITRA mengusulkan beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan oleh Pemprov Riau untuk mengurangi defisit, antara lain dengan mengoptimalkan pendapatan asli daerah (PAD), menyesuaikan transfer keuangan daerah (TKD) sesuai dengan instruksi pemerintah pusat, serta menghapus belanja yang tidak prioritas dan pemborosan.
Selain itu, FITRA juga menyarankan agar Pemerintah Provinsi Riau mengutamakan sektor yang lebih strategis, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang langsung dirasakan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang memiliki masalah akses dan kualitas pelayanan dasar.
Gubernur Riau, menurut FITRA, seharusnya melakukan evaluasi mendalam terhadap anggaran yang ada dan melakukan langkah-langkah efisiensi.
“Fokuskan belanja pada sektor yang mendesak dan berdampak langsung pada rakyat. Kami berharap, kebijakan anggaran lebih mengedepankan kesejahteraan masyarakat daripada pemborosan pada belanja yang tidak relevan,” tutur Taupik. (mcr36/jpnn)
FITRA mengkritik alokasi anggaran belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Riau 2025
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Rizki Ganda Marito
- Wali Kota Pekanbaru Temui Menteri PU di Padang, Ini yang Dibahas
- Sindikat Pemalsuan KTP Terungkap, Orang Dalam Disdukcapil Terlibat
- Ultimatum Menko Polkam: Jangan Sampai Karhutla Terjadi di Riau
- Pria Terjatuh Dari Flyover SKA Pekanbaru, Begini Kronologinya
- Menhut Tinjau Satwa di PPS Riau Kerja Sama Yayasan Arsari Djojohadikusumo
- Dihadiri Menteri & Kapolri, Jambore Karhutla 2025 Resmi Dibuka