Dialektika Digital
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Trio FGA menjadi ‘’perusahaan media’’ yang tidak mempunyai satu media penerbitan pun.
Nasib perusahaan media di seluruh dunia sama saja dengan nasib hotel, perusahaan transportasi, dan outlet penjualan di seluruh dunia, yang harus menyesuaikan diri dengan praktik bisnis baru yang dikembangkan oleh platform digital.
Inilah fenomena globalisasi yang menjadi keniscayaan yang tidak bisa lagi dihindarkan.
Perusahaan media menghadapi ketidakpastian dalam kepastian, dan harus bermain dalam lapangan baru kapitalisme global yang aturan pertandingan dan wasitnya didominasi oleh platform digital.
Pengelola media massa tidak punya pilihan lain selain mengalah kepada platform digital untuk melakukan distribusi konten, penggalian data pengguna, dan layanan periklanan.
Tiga hal itu menjadi nafas media massa.
Menyerahkan operasional tiga hal itu sama saja dengan menyerahkan leher kepada lawan.
Itulah realitas yang terjadi sekarang.
Trio FGA bukan perusahaan media, tetapi memperoleh keuntungan triliunan dolar dari bisnis media. Pendapatan iklan media juga dikuasai perusahaan platform. Â
- Polisi Temukan Fakta Mencengangkan saat Geledah Rumah Predator Seksual di Jepara
- Yahoo Tertarik Membeli Chrome, OpenAI juga Berminat
- HaiGuru Komitmen Tingkatkan Kompetensi Guru, Kuasai Teknologi AI
- Lampaui Amazon dan Google, Bitcoin Kini Jadi Aset Kelima Terbesar di Dunia
- AS Kritik QRIS-GPN, Marwan Demokrat Minta Pemerintah Berdiri Tegak pada Kedaulatan Digital
- Naik Apollo