Diaz Wayuu

Oleh: Dahlan Iskan

Diaz Wayuu
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Kampung Locho ini gersang. Dekat pesisir laut Karibia. Agak jauh di timur Kartagana --mengingatkan Anda ke satu tokoh Indonesia yang luar biasa yang pernah tinggal di sana.

Tidak jauh dari kampung Diaz itu ada sumber kemakmuran yang luar biasa: tambang batu bara. Besar sekali. Seluas 10.000 km2.

Itu tambang batu bara terbesar ke-10 di dunia. Produksinya 30 juta ton setahun. Kualitasnya sebagus batu bara Indonesia: sulfurnya rendah, kandungan debunya juga rendah.

Wujud tambangnya pun sama dengan Indonesia: batu baranya di permukaan. Tinggal mengeruknya ibarat meraup timbunan dolar dari atas meja.

Itu tidak membuat kampung Locho menjadi makmur. Tambang batu bara itu milik perusahaan asing. Asal Swiss.

Memang banyak protes dan demo yang mempersoalkan tambang itu. Namun, ayah Diaz bukan aktivis lingkungan. Juga bukan LSM bidang hukum dan keadilan. Mafia batu bara tidak ada kepentingan dengannya.

Mungkin hanya pengacara seperti Bonyamin yang tahu celah di mana ayah Diaz disembunyikan. (*)


Berita Selanjutnya:
Gibran Birokrasi

BEGITU banyak media yang saya ikuti seminggu terakhir. Khususnya setelah ayah-ibu bintang Liverpool, Luis Diaz, diculik.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News