Dibalik Runtuhnya Dominasi Tinju AS
Sabtu, 11 Agustus 2012 – 08:34 WIB
Selain itu, gaya petinju AS yang sudah berdekade mendominasi sudah dibaca oleh para petinju Asia, Eropa, serta Amerika Latin. "Semua benua sudah mengembangkan gaya bertarung sendiri-sendiri. Sedang AS" Tetap bertahan dengan gaya orthodox nya," tutr Stark lagi.
Di sisi lain, sudah saatnya para alumnus petinju AS di level Olimpiade dilibatkan untuk turun membina petinju muda. Bukan sebagai pelatih, namun lebih kepada motivator. Misalnya saja Oscar De La Hoya, Sugar Leonard, dan Mark Breland.
"Siapa yang tak kenal De La Hoya" Kisahnya meraih emas di Olimpiade 1992 lalu menjadi juara dunia pada pertengahan "90-an sangatlah melegenda. Kisah itu dibutuhkan untuk menginspirasi para petinju muda," sebut Bartkowski.
Meski secara prestasi tenggelam di Olimpiade ini, Bartkowski menyiratkan harapan untuk kembali berjaya empat tahun mendatang. Dua bulan mendatang atau sekitar Oktober, tinju AS akan mengumumkan siapa pelatih yang menangani tinju AS di Olimpiade 2016 mendatang.
KEKUATAN Amerika Serikat di ring tinju begitu mengakar kuat. Sejak beberapa dekade lalu, nama-nama seperti George Foremann, Ray Leonard, Oscar De
BERITA TERKAIT
- Ada Megawati dan Wilda, Ini Daftar 14 Pevoli Putri Indonesia untuk AVC Challenge 2024
- Medco Energi & Pondok Indah Golf Club Siap Menggelar International Amateur Golf Championship 2024
- PSBS Biak Resmi Tunjuk Mantan Pemain Real Madrid Juan Esnaider sebagai Pelatih Kepala
- Legenda Arsenal Siap Bikin Tato Tottenham Hotspur, Ini Syaratnya
- Bungkam Bochum 5-0, Leverkusen Tak Terkalahkan di 50 Pertandingan
- Marc Marquez: Saya Memutuskan Menyerang Pecco