Diduga Ulah Mafia, Tokoh Penggarap Dibantai

Diduga Ulah Mafia, Tokoh Penggarap Dibantai
Diduga Ulah Mafia, Tokoh Penggarap Dibantai

"Dia kan kerjanya cuma di lahan garapan itu, tapi dia juga menjaga lahan garapan milik orang lain. Tepatnya di samping tanah garapan miliknya," kata Adi Lesmana.

Warga meyakini pembunuhan Ngatiran sudah direncanakan pelaku sebelumnya. Tujuannya untuk mengusir para penggarap. Apalagi, selama ini Ngatiran dan warga tetap ngotot mempertahan lahan tersebut.

Persoalan ini mulai bermunculan sejak 3 bulan silam. Para mafia tanah mulai saling klaim kepemilikan tanah di sekitar lokasi hingga membuat warga penggarap kerap mendapat teror.

"Sejak 3 bulan lalulah masalah mulai bermunculan di sini. Berdatanganlah orang entah dari mana saja, mengaku pemilik lahan yang sah. Rumahku pun sekitar sebulan lalu dibakar. Ada yang datang ke rumahku, dihancuri semua," kenang Juwita.
 
Peranan mafia tanah sepertinya tampak jelas dalam kematian yang menewaskan Ngatiran. Salah seorang sumber yang meminta namanya tak dikorankan mengatakan, jika lahan tersebut saat ini sedang dalam perebutan kelompok A dengan T.

Dijelaskan sumber, pelaku diduga adalah oknum aparat yang menjadi suruhan salah satu kelompok mafia. "Kalau lahan ini lagi jadi rebutan antara sesama bandit tanah. Mereka ini mau menguasai lahan garapan di lokasi ini. Selama ini belum ada sampai bunuh-bunuhan, yang ada sebatas pengerusakan dan teror," terang sumber.
 
Atas ulah perebutan lahan yang dilakukan para mafia tanah inilah, para penggarap  kerap jadi korban. "Ini mainan siapa, sudah pada taulah kita. Siapa back up siapa pun sudah pada bisa menilailah," tandas sumber.

Hal senada juga dikatakan pria yang eksis di masyarakat tani yang minta namanya dirahasiakan. Katanya, selama ini mafia tanah berinsial T yang punya hubungan kuat dengan preman bayaran berinisial A untuk menyerobot tanah yang telah dikuasai masyarakat.
 
"Dari dulu tanah garapan selalu diserobot T, dia mafia yang tak asing lagi. Biasanya ia menggunakan A sebagai kaki tangannya untuk melakukan penyerobotan," kata pria itu.

Masih kata pria berusia 43 tahun ini, setelah berhasil menguasai, lahan garapan itu akan dijual T KE PT ACR yang selama ini sudah ada kontrak kerja sama. Oleh pengusahan PT ACR milik M, lahan itu akan dibuat properti mewah.

"Tak tanggung - tanggung mereka main, semua dikondisikan baik aparat maupun pemerintah, makanya hak masyarakat untuk lahan PTPN eks HGU tak dapat dinikmati," kata pria berkulit sawo matang itu. (cr-1/wel/ril/deo)


MEDAN-Perebutan lahan garapan kembali makan korban jiwa. Belum juga tuntas kasus pembantaian Ketua IPK Patumbak Frengki Simatupang, beberapa pekan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News