Dipicu Ketakutan, Perempuan Korsel Rama-Ramai Bekukan Sel Telur Mereka

Dipicu Ketakutan, Perempuan Korsel Rama-Ramai Bekukan Sel Telur Mereka
Ilustrasi program bayu tabung (ANTARA/Shutterstock/VerNel)

jpnn.com, SEOUL - Banyak perempuan di Korea Selatan (Korsel) memilih membekukan sel telurnya dan tidak terburu-buru memiliki anak karena tingginya biaya perumahan dan pendidikan di negara itu.

Lim Eun-young, seorang pegawai negeri berusia 34 tahun, mengatakan dia belum siap untuk memulai sebuah keluarga karena biaya dan karena dia baru mulai berkencan dengan pacarnya beberapa bulan yang lalu.

Namun, khawatir tentang “jam biologisnya yang terus berdetak”, ia memutuskan membekukan beberapa sel telurnya pada November lalu.

Lim adalah salah satu dari sekitar 1.200 perempuan lajang yang belum menikah yang menjalani prosedur ini tahun lalu di CHA Medical Center.

CHA adalah jaringan klinik kesuburan terbesar di Korsel dengan sekitar 30 persen pasar in vitro vertiization (IVF) atau proses bayi tabung.

"Ini sangat melegakan dan memberi saya ketenangan pikiran dengan mengetahui bahwa saya memiliki telur sehat yang dibekukan di sini," kata Lim.

Membekukan telur untuk menunda waktu reproduksi adalah pilihan yang semakin banyak dieksplorasi oleh perempuan di seluruh dunia.

Namun di Korsel, sebagai salah satu negara dengan tingkat kesuburan terendah di dunia, lonjakan dramatis angka perempuan yang menggunakan layanan CHA sangat melegakan beban ekonomi dan kendala sosial yang mengarah pada keputusan untuk menunda atau bahkan tidak memiliki anak.

Sekitar 52 persen orang Korea Selatan (Korsel) di usia 20-an tidak berencana untuk memiliki anak ketika mereka menikah

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News