Ditahan di Hotel yang Sama, Para Pencari Suaka Ini Tak Seberuntung Novak Djokovic

Ditahan di Hotel yang Sama, Para Pencari Suaka Ini Tak Seberuntung Novak Djokovic
Pengunjuk rasa mengibarkan bendera Serbia di halaman hotel dimana Djokovic dan 32 tahanan lain menjalani penahanan, ada yang sudah hampir 9 tahun. (Supplied: Jamal Mohammed)

Sekelompok pengungsi dan pencari suaka hanya bisa memandang keluar dari jendela kamar Park Hotel, Melbourne, saat sekerumunan orang berkumpul memberi dukungan kepada Novak Djokovic.

Sejak akhir pekan lalu, Novak Djokovic ditahan di hotel tersebut, bersama para pengungsi dan pencari suaka. Bahkan beberapa di antara mereka ada yang sudah ditahan di sana selama sembilan tahun.

Mereka menggambarkan fasilitas di hotel seperti 'peti mati', 'akuarium', 'pusat penyiksaan'. Bahkan pada bulan Oktober lalu, Park Hotel mendapat julukan "Outbreak Hotel" karena menyebarnya penularan COVID-19 di kalangan penghuni.

Para aktivis pembela pengungsi dan pencari suaka mengatakan jendela kamar hotel tersebut sengaja diberi lapisan, dengan karpet yang kotor, sampah jarang dibersihkan, ada bau yang busuk, hingga banyak serangga.

Juru bicara dari lembaga yang menangani masalah tahanan imigrasi di Australia, yakni Australian Border Force (ABF) mengatakan kepada ABC bahwa para tahanan mendapatkan "makanan yang layak", tetap bisa melakukan aktivitas, mendapat akomodasi yang bersih dan fasilitas internet.

"Penanganan tahanan di pusat penahanan imigrasi atau di tempat lain dilakukan dengan pertimbangan soal keamanan dan keselamatan seluruh individu, staf dan publik," kata juru bicara tersebut.

Kebanyakan dari tahanan yang berada di hotel tersebut adalah para pengungsi dari negara-negara konflik, seperti Afghanistan dan Myanmar.

Jamal Mohamed yang sudah ditahan di hotel tersebut sejak tahun 2013 berharap Novak Djokovic menggunakan posisinya untuk membantu "mereka mendapatkan kebebasan".

Novak Djokovic baru beberapa hari tinggal di Park Hotel Melbourne, tidak seperti para penghuni lain

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News