Diwarnai Kericuhan, Akhirnya Emas Milik Jabar

Diwarnai Kericuhan, Akhirnya Emas Milik Jabar
Ilustrasi. Foto: dok. JPNN

jpnn.com - BANDUNG - Final karate kumite beregu putra menjadi milik Jawa Barat. Namun, dalam laga di GOR Sabuga, Bandung, Rabu (21/8) malam, sempat diwarnai intimidasi ofisial dan penonton. 

Saat laga terakhir, DKI Jakarta sejatinya mampu unggul meskipun tak didukung suporter yang melimpah seperti Jabar. Namun, saat skor kerateka Ibu Kota unggul, tiba-tiba pelatih dari Jabar masuk ke lapangan dan membuat suporter bereaksi. Peristiwa ini juga yang membuat ofisial DKI melakukan protes, tapi pelatih Jabar tak dihukum.

Kemudian, kericuhan memuncak saat wasit menghentikan pertarungan saat skor imbang 6-6, tiba-tiba juri mengangkat bendera, memberikan nilai untuk Jabar. Alhasil, tim Jabar yang sukses memenangi pertarungan dan meraih medali emas. 

Sepanjang laga, teriakan kasar dan rusuh dari ofisial Jabar juga terlontarkan kepada wasit dan juri yang memimpin, intimidasi juga dilakukan berkali-kali. 

Atlet DKI yang menjadi bagian dari tim beregu kumite, Monang Siagian mengatakan, sebenarnya tim mereka bisa tampil sebagai pemenang. 

"Kami dicurangi, Harusnya kalau wasit sudah menghentikan pertandingan, juri sudah tidak boleh lagi angkat bendera. Kami dicurangi. Padahal, jika hasilnya seri, kami bisa menang poin. Tapi, kami mau menunjukkan sikap sportif dengan menghargai apapun keputusan wasit," kata Monang usai pertandingan. 

Protes sempat dilontarkan oleh ofisial tim Ibu Kota, tapi tak ada perubahan dari panitia dan tetap memenangkan karateka tuan rumah. 

Ketua Umum Pengurus Provinsi Forki DKI Dody Rahmadi Amar mengatakan puas dengan perjuangan yang telah ditunjukkan atlet, pelatih dan ofisialnya di PON 2016 ini. 

BANDUNG - Final karate kumite beregu putra menjadi milik Jawa Barat. Namun, dalam laga di GOR Sabuga, Bandung, Rabu (21/8) malam, sempat diwarnai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News