Dorong Ada Tim Independen Awasi Kuliah Jarak Jauh

Dorong Ada Tim Independen Awasi Kuliah Jarak Jauh
Mahasiswa. Ilustrasi Foto: Dipta/dok.JPNN.com

Indra mengatakan menugasi PTN sebagai pelaksana kuliah jarak jauh bukan jaminan tidak ada praktik jualan ijazah. ’’Kasus UNJ itu contohnya,’’ tuturnya.

Sebelumnya rencana memperbanyak kuliah jarak jauh disampaikan Menristekdikti Mohamad Nasir. Dia mengatakan pelaksanaan kuliah jarak jauh memang harus diawasi dengan ketat.

Selain itu Nasir mengatakan kampus yang diberi izin membuka kelas jarak jauh akan diseleksi dan melewati penilaian yang ketat.

Mantan rektor terpilih Universitas Diponegoro itu menjelaskan tujuan memperbanyak kuliah jarak jauh adalah untuk meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi.

Saat ini angka partisipasi kasar masih di angka 29 persen. Artinya dari anak-anak usia kuliah, hanya 29 persen yang melanjutkan pendidikan tinggi.

Nasir berharap dengan perluasan kuliah jarak jauh, angka partisipasi itu bisa naik jadi 35 persen pada 2019 nanti.

Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti Intan Ahmad menuturkan Februari depan akan diumumkan seleksi kampus-kampus yang bakal mendapatkan dana hibah implementasi kuliah jarak jauh berbasis teknologi.

’’Nanti akan dipilih lima kampus terbaik,’’ jelasnya. Dia menegaskan implementasi kuliah jarak jauh berbasis teknologi tidak mengubah kurikulum yang ada. (wan)


Pelaksanaan kuliah jarak jauh harus diawasi tim independen guna mencegah potensi munculnya ladang jualan ijazah.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News