Dua Kepsek Ini Berhasil Menjalankan PTM, Layak Ditiru

Dua Kepsek Ini Berhasil Menjalankan PTM, Layak Ditiru
Pembelajaran Tatap Muka atau PTM Terbatas menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

Julfin menyebutkan, banyak orang tua murid yang menginginkan anaknya sekolah tatap muka. Apalagi karena keterbatasan fasilitas pembelajaran jarak jauh (PJJ) di rumah. Belum lagi kendala jaringan.

"Namanya di daerah kepulauan, jaringan susah makanya sesuai kesepakatan sekolah dan orang tua PTM 100 persen," ucapnya.

Karena PTM ini keinginan bersama, Julfin menyebutkan, orang tua pun ikut menjaga anak-anaknya dengan menerapkan protokol kesehatan.

Sekolah juga tidak membolehkan siswanya pulang rumah tanpa dikawal guru. Jam pulang sekolah pun diatur agar tidak terjadi kerumunan.

"Jadi anak-anak yang tidak dijemput orang tuanya dikawal guru. Mereka diantar sampai naik kendaraan umum yang kapasitasnya separuh," terangnya.

Namun, sayangnya tahun ajaran baru ini, Julfin tidak bisa memberlakukan PTM meski terbatas akibat sekolahnya berada di zona oranye. Walaupun begitu, seluruh guru dan tenaga kependidikan diwajibkan masuk sekolah.

Julfin berharap ada perubahan zona dari orange ke kuning agar PTM segera dilakukan. Mengingat selama enam bulan menjalankan PTM terbatas maupun 100 persen tidak ada kasus Covid-19 di SMP Kecamatan Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Sama halnya dengan yang ditetapkan di SMP Negeri 37 Muara Jambi, Kecamatan Bahar Selatan, Kabupaten Muaro.Jambi, Provinsi Jambi, sudah sekolah tatap muka per Januari 2021.

Dua kepala sekolah di daerah kepulauan bisa membuktikan menyelenggarakan PTM dengan tanpa kasus Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News