Duh...Nasib Hotel Melati di Bali

Duh...Nasib Hotel Melati di Bali
Suasana di Ubud. Foto: tripadvisor/Jawapos

jpnn.com - PERSAINGAN bisnis perhotelan di Bali kian ketat. Harus banyak akal agar hotel bukan berbintang bisa tetap bertahan. Di Denpasar, menjaga hubungan yang baik dengan travel agent wajib dilakukan agar tetap bisa bertahan menggaet wisatawan.

MERTAWAN, Denpasar

BEDA dengan era Ida Bagus Mantra 1978-1988 yang membuat kebijakan tentang pembagian wilayah hotel, kini semua sudah berubah total. Sekarang persaingan sudah begitu ketat.  Tingkat huniannya pun terus mengalami penurunan tiap tahun. 

Sangat tidak sebanding dengan jumlah kunjungan wisatawan yang tiap tahun terus mengalami peningkatan. 

Khusus hotel melati di Kota Denpasar, pangsa pasar sebagian besar wisatawan domestik. Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, I Wayan Gunawan menyebut bahwa tingkat hunian hotel melati di Metro Denpasar, rata-rata  50 persen. 

“Itu persentase rata-rata. Kalau satu hotel bisa saja sampai 40 persen. Itu untuk hotel non berbintang,” tandasnya, Senin lalu(11/4). 

Meski diakui persaingan semakin ketat, namun belum terlihat ada hotel melati bangkrut akibat tak bisa bersaing.  Tapi, penelusuran Bali Ekspres (Jawa Pos Group), pernyataan Gunawan ternyata tak sejalan dengan yang terjadi di lapangan.  Karena masih ada hotel melati yang tingkat huniannya menurun drastis, sampai di angka 10 persen. 

Salah satunya terjadi di Hotel Dewata Indah, di Jalan Nangka Selatan, Denpasar. Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi hotel melati, apalagi ditambah dengan pencabutan moratorium. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News