Dukung Pemerintah Batasi Impor Barang Mewah ke Indonesia

Dukung Pemerintah Batasi Impor Barang Mewah ke Indonesia
Petugas Bea Cukai memantau proses ekspor dan impor. Foto: Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Sekretariat Jenderal Asosiasi Perhimpunan Pengusaha Aksesoris Mobil Indonesia (PAHAMI) Irwan Kusuma mendukung kebijakan pemerintah terhadap pembatasan impor barang mewah masuk ke Indonesia.

Menurutnya, kebijakan itu untuk mencegah para importir yang tidak bertanggung jawab agar tidak bisa memasukan produknya.

"Saya terus terang dari sekjen PAHAMI mendukung program pemerintah, kenapa? kami tidak mau banyak importir gadungan atau murahan memasukin barang di Indonesia," kata pria yang akrab disapa Abay.

Abay mengatakan, ada sebagian importir yang memasukan barang tidak berkualitas ke Indonesia yang bisa merusak kualitas pasaran aftermarket.

"Misalkan satu kontainer dimasukin oleh importir dengan kualitas barang tidak bagus. Dan itu pasti bisa merusak harga kualitas terhadap akesoris mobil," tegas Abay.

Dengan adanya pembatasan impor, lanjut Abay, maka para importir tidak sewenang-wenang bisa memasukan akesoris mobil. Untuk itu, Abay sangat mendukung pemerintah tentang kebijakan pembatasan impor.

"Jadi jika ada importir yang punya financial (uang) dan mereka mau impor, tidak ada masalah. Asalkan mereka punya visi dan misi untuk aksesoris mobil dan mereka punya network bagus hayo kita dagang. Kita fight secara kompetitif dan sehat," pesan Abay.

Tapi yang ditakuti, kata Abay, adalah importir kecil atau toko-toko kecil yang bergabung dan berani memasuki satu kontainer kemudian ilegal, dan itu yang akan jadi masalah.

"Misalkan harga jual kita sudah benar, standarlisasi benar dan bayar pajak benar, dipukul sama orang itu. Sehingga masyarakat berpikir barang itu adalah abal-abal hanya tiga bulan langsung dibuang. Hal itulah yang membuat orang tidak mau lagi beli barang aksesoris. Kita mau buat akesooris itu sebagai pelengkap yang berkualitas," tandas Abay. (Mg9/jpnn)


Ada sebagian importir yang memasukan barang mewah tidak berkualitas ke Indonesia yang bisa merusak kualitas pasaran aftermarket.


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News