Dulu Keliling Diskotek Buru Mahasiswi Bispak

Dulu Keliling Diskotek Buru Mahasiswi Bispak
Mahasiswi diperkosa. Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com - Bisnis pornografi tak pernah mati. Itulah keyakinan Tasmi Soeryotirto, mantan pimpinan tabloid “panas” yang bertobat. Selain menerbitkan buku, kini dia aktif berkeliling Indonesia agar tak ada lagi gadis yang dieksploitasi ke bisnis esek-esek.

 

RIDLWAN HABIB, Jakarta

 

SUDAH sekitar setengah tahun ini Tasmi Soeryotirto nyaman dengan busana barunya: jilbab dan pakaian yang hanya memperlihatkan telapak tangan dan wajahnya. Lingkungan pergaulan juga berubah drastis. Dari kehidupan malam yang gemerlap, wanita itu kini sering diundang jadi pembicara di majelis-majelis taklim.

    Sebagai pemimpin tabloid esek-esek terbesar di tanah air, wanita itu tahu banyak tentang praktik berburu ”gadis” untuk bisnis pornografi. Khususnya di ibu kota. Namun, desakan nuraninya yang membuat dia berhenti. Di berbagai forum pengajian itulah, dia bertestimoni agar ibu-ibu tidak kehilangan gadisnya akibat dieksploitasi bisnis ini.

    ”Salah satu sasaran yang paling mudah adalah para mahasiswa bispak,” kata Tasmi kepada JPNN. Sebutan mahasiswa  ”bispak” ini, kata dia, kependekan ”bisa pakai” yang di waktu malam banyak bertebaran di banyak diskotek di ibu kota.

   Di tengah dentuman musik serta  minuman beralkohol, Tasmi merayu gadis calon model telanjang untuk tabloidnya. ”Saya akan bilang ke mereka. Kalau Anda mau tampil, harga Anda pasti akan naik. Juga pasti tambah laku,” ujarnya.

Bisnis pornografi tak pernah mati. Itulah keyakinan Tasmi Soeryotirto, mantan pimpinan tabloid “panas” yang bertobat. Selain menerbitkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News