Dulu SDN Ini Punya Ratusan Siswa, Kini Tinggal Nama

Dulu SDN Ini Punya Ratusan Siswa, Kini Tinggal Nama
Meski sudah tidak difungsikan lagi, bangunan SDN Kayuh Abang II masih kokoh. Foto: ARDIAN HAIRIANSYAH/RADAR BANJARMASIN

Kini pemerintah, terus berupaya membuat kawasan itu diperbaiki. Pemerintah membangun saluran air, dan jalan menuju sekolah. Pendopo dan masjid dibangun. Hal ini dilakukan agar warga transmigran dapat kembali pulang di Bumi Tuntung Pandang.

Sugiono juga berharap pemerintah dapat memperhatikan secara serius lokasi ini, agar kehidupan warga layak seperti daerah lain.

Wakil Bupati Tala Sukamta sendiri mengaku sudah mengetahui lokasi transmigrasi tersebut. Dia mengaku saat bertugas di Dinas Kehutanan tahun 1995, memang sudah tidak merekomendasikan transmigran berada di lokasi tersebut.

Lantaran, lokasi di kawasan tersebut di daerah rawa dan rawan banjir. "Saat saya bertugas di Dinas, sudah ada rekemondasi lokasi tersebut tidak layak," jelasnya yang mengatakan meski demikian, keputusan tetap berada di Kantor Wilayah Transmigrasi saat itu.

Pemkab sendiri sudah berusaha maksimal untuk membuat wilayah tersebut berdenyut hidup. Pemerintah berupaya membuatkan saluran air, bahkan memperbaiki sarana jalan hingga ke Masjid.

Ini dilakukan sembari berharap para transmigran bisa kembali pulang dan memanfaatkan sarana tersebut dengan baik.

Dia sendiri mengatakan persoalan sekolah, tidak bermasalah. Murid-murid yang tersisa sudah dipindahkan ke SDN Kayuh Abang I yang tidak jauh dari lokasi transmigrasi.

“Ke depan, jika lokasi transmigrasi ini ramai kembali oleh masyarakat, tidak menutup kemungkinan sekolah akan dibuka kembali,” pungkasnya. (ard/ay/ran)


Bangunan SDN Kayuh itu relatif masih tampak baik, bahkan tiang bendera masih berdiri kokoh.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News