Dulu Sering Banjir, Sekarang Dikunjungi Turis Asing

Dulu Sering Banjir, Sekarang Dikunjungi Turis Asing
KEKOMPAKAN KAMPUNG: Warga Wonokitri RW 2 kerap berseragam baju adat dalam berbagai acara. Foto: Dipta Wahyu/Jawa Pos/JPNN.com

Selain mempercantik pagar, warga menghias gapura sedemikian rupa. Gapura itu bukan hanya dua tiang yang berdiri di kanan-kiri jalan. Gapura tersebut juga dilengkapi atap berbentuk limas. Agar semakin menarik perhatian, di atas atap dipasang patung burung garuda. Sementara itu, tiang gapura dibentuk seperti pohon bambu berwarna kuning tua. Tidak hanya itu, plafon gapura juga penuh dengan lukisan bermotif batik.

Di sisi timur gapura, terdapat taman mungil. Taman itu berupa gundukan tanah yang kemudian ditutup dengan rumput gajah mini serta ditanami beberapa jenis tanaman. Di atas juga diletakkan patung kayu berwarna cokelat dan batu hitam besar. Taman itu terbilang baru dan tidak banyak membutuhkan biaya. ”Kami memanfaatkan sisa bongkaran bangunan dan tanah hasil pengerukan saluran air. Setelah itu, baru kami tanami rumput. Akhirnya jadi taman cantik,” jelas Amir.

Semakin masuk ke gang kampung, suasana teduh dan asri cukup terasa. Meski tidak terlalu besar dan cukup sederhana, rumah-rumah warga itu tertata rapi. Kebersihannya juga sangat terjaga. Banyak rumah yang di depannya ditanami rumput gajah mini.

Jalan di gang itu juga dicat berwarna-warni. Jalan paving tersebut diberi lukisan berbagai macam. Ada lukisan bunga, ada pula gambar berbentuk lingkaran. Sepanjang jalan itu juga berhias pot berisi aneka ragam bonsai. Ada bonsai pohon asem, pohon daun dolar, iprek, dan kemboja. ’’Semua bonsai buatan warga sendiri,” kata Amir.

Beberapa rumah warga di pertigaan gang tidak luput dari coret-coretan. Dinding rumah itu dipenuhi lukisan alam berupa bukit, laut, dan pohon. Tidak hanya mengandalkan lukisan dan relief, kampung tersebut juga mempunyai wisata terapi. Itu adalah jajaran batu yang biasa dipakai untuk pijat refleksi saat dipakai berjalan.

Selain itu, di lokasi tersebut terdapat tempat duduk dari batu yang bisa dibuat untuk terapi ambeien. Tempat duduk itu berbentuk gundukan-gundukan. Mereka yang ingin terapi tinggal menggerakkan pantat. Untuk mempercantik wisata terapi, warga juga meletakkan hiasan akar pohon yang sudah dipelitur di atas pagar sehingga semakin menarik untuk dipandang. Pagar itu juga tidak lepas dari relief berbentuk bunga.

Amir dan anak-anak karang tarunalah yang menjadikan kampung itu nyeni. Amir adalah seniman seni rupa. Dia sering mendapat pesanan menggarap relief, dekorasi, dan taman di rumah-rumah elite di Surabaya dan sekitarnya. Dia juga berpengalaman membuat lanskap di beberapa proyek besar.

Dia akhirnya menularkan ilmunya kepada anak-anak muda. ’’Sekarang mereka sudah bisa membuat relief dan dekorasi,” terang dia.

Kampung Wonokitri RW 2, Kelurahan Pakis, terbilang unik. Selain asri dengan berbagai tanaman di sepanjang jalan, kampung itu nyeni. Relief dan lukisan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News