Eh, Emang Pak SBY Terlalu Baper ya?

Eh, Emang Pak SBY Terlalu Baper ya?
Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri bersalaman dengan Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan HUT ke-72 RI di Istana Merdeka, Kamis (17/8). Foto: Biro Pers Setpres

jpnn.com, JAKARTA - Wasekjen PPP Achmad Baidowi menyindir Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai sosok politikus yang terlalu baper (bawa perasaan). Ini terkait pernyataan SBY yang merasa ada penghalang untuk bergabung dengan partai koalisi pendukung Jokowi.

"Jadi elite politik itu jangan terlalu baper. Karena kalau sudah diawali dengan baper, maka tidak akan bisa menerima ucapan pihak lain dengan pikiran yang positif. Bawaannya negative thinking terus dengan orang lain," tegasnya ditemui INDOPOS (Jawa Pos Group) di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (26/7).

Seperti diberitakan sebelumnya, SBY menerangkan, sebelum pilihannya jatuh ke koalisi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dirinya sudah berupaya mendekati Jokowi. Namun gagal lantaran dirinya merasakan ada pembatas yang menghalangi Demokrat bergabung dalam koalisi pendukung Jokowi.

Tanpa mau menyebut pihak mana yang menjadi penghalang Demokrat berkoalisi, SBY dalam kesempatan jumpa pers di kediamannya di Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan, Rabu (25/7) malam, juga menyebut masih adanya jarak dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

SBY juga mengecam komentar Ketua Umum PPP Romahurmuzy bahwa tak jadinya Demokrat bergabung ke Jokowi lantaran nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) gagal menjadi cawapresnya Jokowi. "Sesama ketua umum partai tak perlulah ancam-mengancam," ujar Baidowi.

Senada disampaikan Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto. Dia menyebut, keluhan SBY mengenai hubungannya dengan Megawati Soekarnoputri yang masih menyisakan jarak merupakan kebiasaan musiman jelang pemilihan umum.

Menurut Hasto, keluhan musiman SBY terselip harapan untuk menyukseskan putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Seluruh pergerakan politik Pak SBY adalah untuk anaknya, sementara Ibu Megawati jauh lebih luas dari itu. Ibu Mega selalu bicara untuk PDI Perjuangan untuk Pak Jokowi, untuk rakyat, bangsa dan negara, sementara Pak SBY selalu saja mengeluhkan hubungan itu," ucap Hasto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (26/7).

Pernyataan SBY bahwa ada penghalang bagi Partai Demokrat untuk bergabung ke partai koalisi pendukung Jokowi, dinilai karena terlalu baper.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News